Nur Latifah, salah seorang saksi yang dihadirkan kuasa hukum pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengaku pernah mendapat intimidasi beberapa hari setelah pemungutan suara karena video surat suara dicoblos yang direkamnya tersebar.

Saat pemungutan suara, saksi Nur Latifah menyebut melihat langsung salah satu petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mencoblos surat suara dalam bilik suara dan mengambil video.

“Saya dapat intimidasi dari banyak orang, tepat pukul 11 malam, tanggal 19 April, ke rumah salah satu warga, Dusun Winongsari, RT 04, ada dua dusun,” kata saksi Nur Latifah dalam sidang lanjutan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Baca Juga:  Kejati NTT Serahkan 39 Kavling Tanah yang Dibagikan Eks Walkot Kupang ke Keluarga dan Pejabat

Menurut dia, di rumah itu terdapat ketua KPPS, salah satu anggota KPPS, tokoh masyarakat, perangkat desa, kader partai serta preman yang semuanya laki-laki.

Nur Latifah yang menuturkan sebagai pemantau saat berada di tempat pemungutan suara (TPS) itu ditanya posisinya dan video yang viral serta dituduh sebagai penjahat politik.

Baca Juga:  Bentrokan Antarwarga 2 Desa di Adonara, Polisi Tetapkan 8 Tersangka

Tidak hanya sekali, menurut dia, ia dipanggil pada 19 dan 21 April 2019 pada malam hari dan diminta untuk tutup mulut dan kembali ke Semarang, tempatnya menuntut ilmu. Sementara alamat sesuai KTP adalah di Winongsari, Wonosobo, Jawa Tengah.