Sebanyak 57 Pastor Pribumi Katolik Papua dari Lima Keuskupan se-Regio Papua menyatakan sikap agar negara Indonesia memberikan kesempatan kepada orang Papua dengan membuat suatu keputusan politik yang sangat spetakuler. Keputusan politik yang dimaksud tersebut adalah referendum bagi Papua.
Hal ini diungkapkan oleh Pastor Alberto John Bunay, Penanggungjawab 57 Pastor Pribumi Papua di Abepura, Selasa (21/7/2020). Menurut 57 Pastor pribumi Papua, langkah spetakuler tersebut penting untuk mengakhiri berbagai persoalan yang terjadi selama 50-an tahun di Papua.
“Bila dari hasil Referendum yang digelar dengan jujur dan adil itu ternyata Mayoritas Rakyat Papua memilih Merdeka, maka merdekalah Papua, dan di sana Pemerintah Indonesia tetap ada bersama Papua untuk membawa Papua sebagai Pemimpin di Melanesia mencapai zaman keemasan Pasifik, supaya tidak ada lagi Air Mata dan Darah lagi di atas Tanah Papua bersama Indonesia,” katanya kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
57 Pastor Pribumi Katolik Papua dari Lima Keuskupan se-Regio Papua memberikan pemikiran transpormatif menuju Indonesia Raya dan Papua yang damai sejahtera kepada pemerintah Indonesia.
Pemikiran tersebut disampaikan oleh Pastor Alberto John Bunay sebagai penanggungjawab. Menurut 57 pastor Pribumi Papua, titik temu kompromi yang adil dan bermartabat antara sahabt lama, Orang Asli Papua (Ras Melanesia) dan Orang Indonesia yang adalah ras Melayu yang adalah:
Pertama, pihak Indonesia dan Papua sama-sama sepaham dan menjunjung tinggi nilai kehidupan manusia yang ada di bumi papua, berlandaskan sila kedua: ‘kemanusiaan yang adil dan beradab’.
“Segenap manusia yang hidup di negeri itu, dari entitas Budaya dan suku bangsa mana pun, sehingga ada tekad untuk berhenti saling menindas dan saling membantai,” urainya mengutip suarapapua.
Halaman : 1 2 Selanjutnya