Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan akan potensi terjadinya cuaca ekstrem pada akhir tahun hingga awal 2023 yang disebabkan fenomena atmosfer. Cuaca ekstrem itu berupa hujan lebat, tingginya kecepatan angin, dan meningkatnya ketinggian gelombang air laut.
Peringatan itu merupakan kelanjutan dari peringatan yang pernah dikeluarkan BMKG pada Rabu (21/12). Menurut BMKG, setidaknya ada lima fenomena atmosfer yang perlu diwaspadai.
“Rilis pada saat itu (21 Desember) karena kami mendeteksi minimal ada empat fenomena di atmosfer,” ujar Kepala BMKG, Dwikoria Karnawati di Jakarta, Rabu (28/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keempat fenomena atmosfer tersebut ialah aktivitas Monsun Asia, seruakan dingin Asia, pembentukan pusat tekanan rendah di wilayah perairan selatan Indonesia, termasuk Madden Julian Oscillation (MJO).
MJO adalah pergerakan awan-awan hujan di Samudera Hindia yang melintasi ekuator Samudera Hindia dari arah timur Afrika menuju ke Samudera Pasifik menyeberangi kepulauan Indonesia.
Menurut Dwikoria, keempat fenomena itu, kembali terdeteksi penambahan fenomena atmosfer lainnya hingga Selasa (27/12).
“Sejak kemarin kami mendeteksi ada penambahan satu fenomena baru lagi yang tentunya berpengaruh pada dinamika cuaca di Indonesia,” kata dia.
Satu fenomena itu, lanjut Dwikoria, adalah kemunculan bibit siklon tropis 95W yang berada di Samudera Pasifik sebelah utara Papua Barat, tepatnya di 8,8 derajat LU – 130,9 BT. Siklon tropis itu punya kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan terendah 1.008 milibar.
Pencitraan satelit Himawari menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang signifikan selama enam jam terakhir, terutama di sebelah utara sistem bibit siklon tersebut.
Halaman : 1 2 Selanjutnya