Kembalinya Taliban, dan Pembelajarannya untuk Indonesia

Selasa, 17 Oktober 2023 - 19:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tajukflores.com – Semalam, dunia menerima kabar, yang sebenarnya bukan sebuah kejutan bagi orang-orang yang belajar membaca pola dan memprediksi trajektori, bahwa Kabul, ibukota Afghanistan akhirnya kembali lagi dikuasai oleh Taliban.

Kesuksesan Taliban untuk kembali menguasai Afghanistan dan memproklamirkan berdirinya Islamic Emirate of Afghanistan dimulai dengan perebutan wilayah-wilayah di luar Kabul yang mengalami kekosongan bantuan militer pasca penarikan pasukan AS dan sekutunya secara gradual.

Kenapa Taliban bisa dengan cepat menguasai Afghanistan? Jawabannya simple sebenarnya, dan karakteristik ini saya temukan saat bekerja dan tinggal di negara-negara yang saat ini sedang bergejolak seperti di Iraq, Suriah maupun Afghanistan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yang pertama dan terutama adalah ketiadaan rasa nasionalisme. Afghanistan (dan Iraq maupun Syria) adalah negara-negara di mana loyalitas individu bukan kepada negara, tapi kepada suku dan klan. Mereka minim nasionalisme. Sehingga ketika bangsanya mengalami masalah, maka yang pertama yang akan mereka lakukan adalah meninggalkan bangsanya dan kembali ke suku dan klan mereka.

Baca Juga:  Magnet Wisata Dunia, Sudahkah NTT Wujudkan Sapta Pesona?

Ini yang terjadi di saat ISIS masuk ke Iraq, dan pola yang sama terlihat sekarang di Afghanistan. Taliban tidak perlu untuk mengeluarkan amunisi, sama seperti ISIS tidak membutuhkan penggunaan senjata yang luar biasa saat menguasai Mosul karena para aparat militer negara secara sadar meninggalkan seragam mereka sebagai aparat negara, dan kembali ke suku dan klan mereka.

Bagi mereka, keselamatan suku dan klan lebih berharga dibanding keselamatan bangsa dan negara karena suku dan klan sudah ada sebelum negara, dan akan ada apapun model negara mereka.

Yang kedua adalah soal waktu. Seperti pengalaman saya di Afghanistan hampir 10 tahun lalu, orang Afghanistan sudah mengatakan: siang kita kerja untuk koalisi, malam kita kerja untuk Taliban. Siapapun yang akan jadi penguasa, kita akan terima. Rusia kita terima, Taliban kita terima, Amerika kita terima. Sekarang jika taliban kembali, kita akan terima. Ini pernyataan yang saya dengar 10 tahun lalu.

Baca Juga:  Kualifikasi Piala Dunia 2026 Indonesia vs Irak: Timnas Bawa 25 Pemain, Ini Daftarnya!

Sekarang, apa yang akan terjadi dengan Taliban dan Afghanistan? Yang pertama adalah pembiaran dari dunia internasional. Mereka tidak akan bereaksi secara berlebihan karena di ruang-ruang tertutup, sudah pasti ada komunikasi intelijen dengan Taliban untuk memastikan bahwa warga negaranya akan aman.

Yang kedua, Taliban akan lebih berhati-hati dalam memilih siapa musuh mereka. Sebagaimana banyak sekali analisis yang gw tulis bahwa: Membaca kelompok teror itu HARUS DILIHAT DARI TUJUAN MEREKA, DAN BUKAN DARI AKSI TEROR, KARENA TUJUAN KELOMPOK TEROR ADALAH BERKUASA, BUKAN MEMBUNUH ORANG SEBANYAK-BANYAKNYA.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!
Kurikulum Merdeka, Nasib Guru Bahasa Jerman di Ujung Tanduk
Menguak Aliran Dana Philip Morris, Pemegang Saham PT HM Sampoerna Tbk ke Israel
Menakar Kans Koalisi Pengusung Anies Baswedan Bubar Kala Demokrat-PDIP Tampil Mesra
Kontroversi dalam Karier Sutradara Film Porno Kelas Bintang, Dari Sinetron ke Film Dewasa
Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja
Ridwan Kamil, Misi Partai Golkar Rebut Jawa Barat dari Gerindra dan PDIP
Menjadi Konten Kreator Tiktok, Rela Alih Profesi demi Fulus
Berita ini 118 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 2 Mei 2024 - 21:48 WIB

PDIP Dikabarkan Usung Ahok untuk Pilgub, Tapi Bukan di Jakarta

Kamis, 2 Mei 2024 - 11:49 WIB

Optimistis Gugatan Dikabulkan PTUN, PDIP Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran 

Kamis, 2 Mei 2024 - 09:17 WIB

Pilkada Sumba Timur 2024, David Melo Wadu dan Umbu Ndata Jawa Kori Daftar di PDIP dan Gerindra

Selasa, 30 April 2024 - 23:39 WIB

Maju di Pilkada Mabar 2024, Marsel Jeramun Sebut Bangun Daerah hanya 1 Partai Upaya Hambat Kemajuan

Selasa, 30 April 2024 - 21:38 WIB

DPW Nasdem NTT Terima Pendaftaran Cabup dan Cagub Pilkada 2024 tanpa Biaya Administrasi

Selasa, 30 April 2024 - 13:54 WIB

Takut Khofifah, Cak Imin Rahasiakan Calon PKB untuk Pilgub Jatim

Selasa, 30 April 2024 - 13:34 WIB

Daripada Bicara Jadi Gubernur, Ahmad Sahroni Disuruh Netizen Jadi Penjilat Istana

Senin, 29 April 2024 - 15:20 WIB

Thomas Dohu Ditunjuk sebagai Sekretaris Partai Nasdem Manggarai

Berita Terbaru