Rohaniwan Katolik Romo AS ditemukan meninggal dunia di kamarnya pada Kamis (16/2) pagi, diduga akibat bunuh diri. Jenazah pemimpin sebuah sekolah swasta di Kabupaten Manggarai itu ditemukan dalam kondisi berdiri di dekat jendela kamarnya.
Di tengah banjir ucapan duka cita di media sosial, terdapat juga umat Katolik yang menyerukan adanya penyelidikan lebih lanjut. Seruan itu tentu bukan mengada-ada, sebagian besar umat Katolik jarang dan bahkan baru pertama kalinya mendengar kasus pastor bunuh diri di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sisi lain, kasus Romo AS juga menimbulkan kecemasan tersendiri bagi umat. Ini berangkat dari pandangan bahwa seorang pastor merupakan `wakil Tuhan/manusia super` dan bunuh diri merupakan satu hal yang mustahil dilakukan seorang rohaniwan.
Antara Dugaan dan Salah Urus
Hampir mirip dengan kasus Romo AS, kasus pastor bunuh diri sebenarnya pernah menimbulkan kekhawatiran akan kesehatan mental pastor Katolik di Brasil. Hal itu muncul ketika sembilan pastor di negara dengan mayoritas pemeluk agama Katolik itu melakukan aksi bunuh diri pada tahun 2021.
Menurut laporan Crux, penyebab utama pastor bunuh diri ialah depresi kerja dan sindrom kelelahan. Selain itu, para pastor menghadapi beban kerja yang berlebihan dan budaya kelembagaan yang seringkali dapat memicu kesepian.
Unsur lain tampaknya terkait dengan respon gereja yang kuat dan cepat dalam kasus dugaan pelecehan seksual. Khawatir akan skandal media sosial, beberapa imam–bersalah atau tidak-tampaknya menghadapi kesulitan dalam menangani protokol baru Gereja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya