Tajukflores.com – Google Doodle pada Sabtu, 29 April 2024 menampilkan ilustrasi Tari Rangkuk Alu dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia. Menariknya, Tari Rangkuk Alu Manggaarai memiliki beberapa kemiripan dengan Tari Tinikling, salah satu tarian rakyat paling populer di Filipina.
Tari Tinikling dianggap sebagai tarian tertua di negara itu. Tarian tradisional yang menggunakan dua bilah bambu panjang ini memiliki daya tarik yang menyebar ke seluruh dunia, khususnya ke Amerika Serikat.
Di sisi lain, Tari Rangkuk Alu berawal dari permainan tradisional masyarakat Manggarai yang disebut “Rangkuk Alu”. Permainan ini melibatkan beberapa orang yang mengayunkan bambu untuk menjepit pemain lain yang harus melompat-lompat untuk menghindarinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam pertunjukannya, Tari Rangkuk Alu diiringi alunan alat musik, seperti gendang dan gong.
Tari ini mencerminkan ketangkasan, keseimbangan, dan koordinasi para pemainnya. Selain itu, Tari Rangkuk Alu juga memiliki nilai spiritual dan filosofis bagi suku Manggarai.
Dahulu, Tari Rangkuk Alu sering ditampilkan pada saat panen raya dan pada saat bulan purnama. Di saat itulah para remaja berkumpul dan meramaikan acara ini dengan penuh sukacita.
Asal Mula Nama Tari Tinikling
Melansir Culture Trip, nama Tari Tinikling diambil dari nama burung ber kaki panjang yang disebut tikling di Filipina. Burung ini termasuk dalam beberapa spesiesレール (relli) [spesies burung], tetapi biasanya mengacu pada tikus belang dada (Gallirallus striatus), tikus belang coklat (Gallirallus philippensis), dan tikus belang leher (Gallirallus torquatus).
Penari Tinikling meniru gerakan burung tikling (oleh karena itu disebut tikling) saat burung berjalan di atas rumput atau menghindari jebakan bambu yang dipasang oleh petani Filipina di sawah yang luas.
Cerita di Balik Asal Tari
Penulis : Edeline Wulan
Editor : Marcel Gual
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya