Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikubristek) Nadiem Makarim menyatakan bahwa kehadiran Kurikulum Merdeka yang resmi menjadi kurikulum nasional, bertujuan untuk membawa kegembiraan, terutama bagi guru dan murid.
Hal itu disampaikan Nadiem Makarim dalam acara peluncuran ‘Kurikulum Merdeka untuk Meningkatkan Kualitas Belajar’ di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta, pada Rabu (27/3).
“Kita mau bikin kurikulum yang membuat guru dan murid senang belajar, sudah, itu poinnya. Kadang-kadang kita terlalu repot dalam berbagai macam terminologi yang terlalu akademis atau apa,” kata Nadiem.
Menurutnya, dengan diterapkannya kurikulum merdeka secara nasional, maka dapat memberi kompetensi sehingga tercipta kolaborasi dan kreativitas. Karena, lanjut dia, kurikulum sebelumnya lebih menekankan pada proses penghapalan.
“Kemampuan-kemampuan di dunia nyata seperti kolaborasi, kreativitas yang jauh lebih penting daripada menghafal dan mengambil ujian. Sejak kapan kita di dunia pekerjaan ada ujian bapak ibu? Tidak,” katanya, menekankan.
Meski demikian, lanjut Nadiem, masih terdapat 20 persen satuan pendidikan yang belum menerapkan kurikulum merdeka.
“Sebanyak 300 ribu satuan pendidikan itu artinya 80 persen dari seluruh sekolah formal di Indonesia sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.