Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan keberadaan teknologi mampu melengkapi peran-peran guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
“Kami di Kemendikbudristek selalu meyakini peran teknologi sebagai enabler. Teknologi tidak akan menggantikan peran guru, tenaga pendidik, dan kepala sekolah,” katanya dalam Perilisan Laporan Kajian Dampak Platform Teknologi Kemendikbudristek di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023.
Nadiem menjelaskan, teknologi dalam dunia pendidikan dimanfaatkan oleh Kemendikbudristek melalui Merdeka Belajar untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia (SDM) dalam mengakselerasi perubahan ke arah yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dampak dari teknologi terhadap peningkatan kualitas pendidikan pun telah dikaji oleh konsultan manajemen global independen yaitu Oliver Wyman yang mencatat transformasi teknologi melalui gerakan Merdeka Belajar mampu memberi hasil yang menjanjikan.
Dalam riset ini, Oliver Wyman melakukan analisis berdasarkan survei terhadap 118.000 guru dan kepala sekolah serta data aktual penggunaan pemanfaatan platform digital yang diluncurkan Kemendikbudristek.
Analisis Oliver Wyman terhadap transformasi pendidikan di Indonesia menunjukkan tanda-tanda positif peningkatan efisiensi, serta perubahan pola pikir dan perilaku di kalangan pelaku pendidikan.
Hal itu lantaran Kemendikbudristek mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar dengan membangun dan mengembangkan ekosistem produk teknologi, seperti Platform Merdeka Mengajar (PMM), Rapor Pendidikan, ARKAS, dan SIPLah.
Pada 2019, dari 3 juta guru di Indonesia hanya 620 ribu yang mengikuti pelatihan kompetensi karena keterbatasan kuota, namun pada November 2023 ternyata PMM berhasil meningkatkan jumlah peserta pelatihan yaitu 4,1 juta peserta atau meningkat tujuh kali lipat.
Lalu, lebih dari 40 persen atau 80 ribu guru di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) telah menggunakan aplikasi tersebut untuk mengakses materi pembelajaran berkualitas.
Hal ini menyebabkan pergeseran budaya di kalangan pelaku pendidikan di seluruh negeri menuju mentalitas pembelajar sepanjang hayat dan fokus untuk memberikan pembelajaran berkualitas bagi murid.
Penulis : Edeline Wulan
Editor : Alex K
Halaman : 1 2 Selanjutnya