Tajukflores.com – Krisis air minum bersih dialami oleh warga Kampung Ujung Topak, Desa Rengkam, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan, selama 20 tahun mereka harus menimba air sisa dari areal persawahan untuk kebutuhan sehari-hari termasuk untuk minum.
Situasi ini menambah beban hidup mereka, terutama kaum perempuan. Sebab, mereka harus pergi menimba air minum di saluran berjaringan bambu.
Melansir tribunflores, sejatinya krisis air minum bersih ini bukan hal baru bagi warga di pelosok Manggarai Timur tersebut. Namun situasi terkini kian mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, debit air di sumber mata air kampung tersebut kian menurun. Hal itu seperti disampaikan seorang warga bernama Charles Marsoni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kadang-kadang kalau musim kering kami biasa manfaatkan air sisa dari sawah,” jelasnya.
Marsoni menjelaskan, warga Kampung Ujung atau orang biasa menyebutnya kampung Topak, rela menunggu berjam-jam hanya untuk mengisi satu jerigen air. Mereka harus sudah bangun pagi sekitar pukul 4:30 Wita, untuk mengisi setiap jerigen.
“Setiap tahun, daerah ini memang sudah menjadi langganan krisis air bersih,” jelasnya.
Apalagi, lanjut Marsoni, saat musim kemarau tiba puluhan warga kampung tersebur terdampak kekeringan. Walaupun berisiko tinggi, warga terpaksa manfaatkan aliran air Sungai Wae Togong untuk mandi dan mencuci pakaian.
“Kekeringan ini sudah menjadi bencana tetap setiap tahun. Warga khawatir sumber air yang masih tersisa diprediksi akan terus mengering,” jelasnya.
Editor : Nick Tolen
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya