Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang mengatakan, dialog mahasiswa dan presiden adalah hal yang penting untuk mempertemukan pikiran antara mahasiswa dan negara.
“Sikap mahasiswa menolak dialog tidak selamanya salah, namun harus juga dipahami oleh mahasiswa bahwa, tanpa dialog maka tidak pernah akan ada pertemuan hati dan pemikiran antara mahasiswa dan negara,” ujar Ahmad Atang di Kupang, Kamis (3/10), berkaitan dengan sikap mahasiswa yang menolak untuk berdialog dengan presiden.
Dalam rangka merespons gerakan mahasiswa yang belum benar-benar reda, pemerintah telah membuka ruang dialog agar aspirasi mahasiswa dapat ditampung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun niat pemerintah ini tidak mendapatkan tanggapan yang baik, justru mahasiswa mengambil sikap menolak untuk bertemu dan berdialog dengan Presiden Joko Widodo.
Dia menambahkan, dapat memahami sikap mahasiswa yang menolak bertemu dan berdialog dengan Presiden Joko Widodo, karena ketika ruang dialog dibuka, maka akan ada negosiasi kompromistis.
“Sehingga penolakan mahasiswa untuk dialog menurut saya hanya semata-mata untuk menjaga independensi dan kemurnian gerakan tanpa harus terkooptasi dengan kekuasaan,” katanya melansir Antara.
Menurut dia, perspektif seperti ini tidak selamanya salah, namun harus juga difahami oleh mahasiswa bahwa tanpa dialog maka tidak pernah akan ada pertemuan hati dan pemikiran antara mahasiswa dan negara.
Justru dengan dialog, kata dia, maka kesenjangan informasi akan tersambung, dan ruang dialog bukan untuk membungkam idealisme mahasiswa. Mahasiswa sebagai aktivis, mesti harus berwatak negarawan, yang juga harus mendengar pihak lain dalam hal ini pemerintah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Halaman : 1 2 Selanjutnya