Bupati Manggarai Deno Kamelus meminta kepada para pimpinan perangkat daerah untuk tetap melakukan kerja kolaboratif dalam rangka pengentasan masalah stunting di Manggarai.
“Dalam kerja-kerja ini, harus terjadi konvergensi sehingga target-target yang kita kejar itu bisa tercapai,” kata Bupati Deno saat memimpin rapat koordinasi membahas isu stunting di Gedung Serbaguna Paroki St. Maria Ratu, Reo pada Senin (6/1).
Untuk itu, dirinya meminta para Pimpinan Perangkat Daerah yang hadir untuk dapat memaparkan program-programnya dalam menyasar persoalan stunting di Manggarai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rapat Koordinasi ini dilaksanakan guna menyamakan persepsi lintas sektor tentang upaya penanganan stunting di daerah ini.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan, Maria Yasinta Aso yang mendampingi Bupati dalam pemaparan data stunting hari itu mengatakan bahwa berdasarkan data yang dihimpun dari aplikasi e-PPBGM (sistem aplikasi online pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat), dari 28.000 balita yang diukur, ditemukan 20% di antaranya mengalami stunting.
“Data ini merupakan data tahun lalu. Saat ini pihak Dinas Kesehatan sedang melakukan survei terbaru,” ujar Maria.
Ditambahkannya survey terbaru itu belum rampung dan pengerjaannya baru sampai pada angka 67%.
Ketua DPRD Kabupaten Manggarai, Matias Masir mengatakan siap mendukung program pemerintah dalam menangani masalah ini.
“Kami sangat mendukung program pemerintah, tentunya saya dan jajaran teman-teman DPR selalu mendukung, karena ini dalam rangka membangun dalam kesehatan masyarakat,” tutur Matias.
Kadis PUPR, Shaldy Sahadoen menjelaskan penyediaan air minum bersih yang ditangani instansinya adalah salah satu bentuk penanganan program gizi sensitif.
Sementara dari Kadis Perumahan Martinus Jekau menjelaskan, instansinya mengadakan bangunan tangki septik dalam skala komunal maupun individu yang pembiayaannya diperoleh dari DAK. Sedangkan Dinas Pertanian memasukkan program holtikultura dalam kerangka ini.
Halaman : 1 2 Selanjutnya