Dua tahun lalu, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat memang sempat menyinggung penyebab daerah yang dipimpinnya miskin.
Dalam kunjungan kerjannya di kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, NTT kala itu, Laiskodat menyebutkan bahwa kemiskinan di NTT akibat kemalasan dan kebodohan yang telah lama ada.
Hal itu terungkap ketika melakukan acara tatap muka dengan bupati Ngada, Paulus Soliwoa dengan sejumlah perangkat daerah dan warga kecamatan Riung di kantor camat Riung, Jumat (26/6/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita NTT masih jadi provinsi ketiga termiskin di Indonesia hasil perkalian atau penjumlahan orang bodoh dan malas,” katanya.
Viktor menjelaskan bahwa faktor kemiskinan selain dua faktor diatas juga tingginya angka kelahiran atau kehamilan pada keluarga miskin yang tidak terkendali dengan baik.
Selain itu, menurut Viktor karena adanya pasangan yang hubungannya tidak disetujui oleh keluarga akibat alasan adat, walaupun sudah mempunyai anak dari hasil hubungan mereka hingga membuat anak yang telah lahir terlantar dan tidak sehat.
“Kalau miskin sehat baik, karena hamil takut orang tua lalu pergi di tim doa, dukun, gugur syukur, tidak gugur keluarlah anak yang tidak sehat,” katanya.
Viktor meminta agar bupati dan para kepala desa proaktif mengendalikan angka kelahiran di keluarga miskin dengan turun ke rumah-rumah mengecek dan mendata keluarga miskin agar bisa langsung diintervensi oleh pemerintah agar anak lahir dalam kondisi sehat tidak stunting.
Halaman : 1 2