“Saya parkir mobil di Wae Lomba (ujung aspal, titik start trekking). Di situ ada pondok kecil, saya meminta bapak tua untuk menjaga mobil saya, dan memberi bapak tua itu uang rokok. Dia bilang oke anak nanti saya jaga mobilnya. Kemudian kami trekking ke Wae Rebo,” cerita Adrianus.
Dia mengatakan, usai menginap semalam di Wae Rebo, keesokaannya pada Jumat (14/6/2019), ia dan rombongannya turun Wae Lomba. Namun, begitu tiba, ia melihat empat buah ban mobil miliknya sudah dalam keadaan kempes, diduga ditusuk pelaku.
“Solusinya waktu itu saya mencari pompa manual dan didapat dari Pastoran Denge. Saking banyaknya tusukan, ban mobil tidak bisa dipompa dengan pompa manual. Waktu saya pompa bannya saya tidak tahu kalau ternyata ada tusukan paku. Bannya ban tubles. Karna sudah tidak bisa pakai pompa manual, saya mencari kompresor di Dintor. Saya harus pakai truck untuk membawa mesin kompresor ke atas (Wae Lomba). Sesampainya diatas, saya saya kasih masuk angin ternyata bannya lubang. 1 ban ada 2 lubang paku,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adrianus mengatakan, wisatawan yang dibawanya kesal dan sangat kecewa. Sejumlah program untuk trip Flores mereka terpaksa dilewatkan.
“Hari itu seharusnya kami ke Aimere, nginap satu malam di Aimere. Kami sudah bayar hotel di Aimere, akhirya tamu tidak jadi jalan hari itu karna saya masih harus perbaiki mobil sampai jam 2 sore baru selesai, malam baru kami ke Ruteng,” katanya.
Dia mengatakan telah melaporkan kejadian itu ke Polsek Iteng. Laporan itu dibuatnya dalam perjalan menuju Ruteng.
Halaman : 1 2