Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen untuk menghapus kesenjangan antar perguruan tinggi di Indonesia, khususnya dalam hal kegiatan riset.

Direktur Jenderal Pendidikan, Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek, Abdul Haris mengungkapkan kekhawatirannya bahwa saat ini hanya perguruan tinggi top 5 di Indonesia yang mampu menjalankan riset kolaborasi dengan perguruan tinggi luar negeri.

“Riset itu selalu yang top 5 dengan kampus luar. Ini bagaimana nanti bisa sampai di kampus kelas kedua ini,” kata Haris dalam acara halal bihalal bersama Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik) di Gedung D Kemendikbudristek, Senin (22/4).

Baca Juga:  Aktivis Antikorupsi Apresiasi Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura

Oleh karena itu, Haris menekankan pentingnya peran perguruan tinggi top 5 untuk mengangkat perguruan tinggi lainnya.

“Yang top 5 ini bisa mengangkat perguruan tinggi kelas dua ini. Bagaimana kita saat ini ada kesenjangan kualitas di Jawa dan luar Jawa,” ujarnya.

Lebih lanjut, Haris menjelaskan bahwa Kemendikbudristek akan membenahi perguruan tinggi swasta (PTS) dengan jumlah mencapai 3.900-an di Indonesia.

Baca Juga:  Puan Maharani Ungkap Alasan Ketemu Airlangga di Monas

“Kita koordinasikan PTS-PTD yang jumlahnya 3.900-an itu dibenahi mana yang perlu merger, perubahan status, dan sebagainya,” kata dia.

Scimago Institution Rankings 2024

Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis Scimago Institution Rankings tahun 2024, ada 25 perguruan tinggi (PT) atau universitas di Indonesia yang berada di jajaran teratas untuk kategori riset.