Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Laiskodat, mendorong agar biaya pernikahan ditiadakan, lantaran dinilai hanya menghambur-hamburkan uang.
Hal ini diungkap Viktor Laiskodat untuk mengkritisi kebiasaan warga NTT yang kerap menghambur-hamburkan uang untuk pesta pernikahan. Laiskodat mengaku jarang menemukan warga NTT berdonasi uang untuk membiayai sekolah atau kuliah.
“Kumpul keluarga, oe dong semangat. Pas mau kawin neh. Saya cek-cek neh, kapan orang NTT kumpul uang untuk sekolah. Mari dolo, saya punya anak mau sekolah, mari katong kumpul uang,” kata Viktor Laiskodat saat memberikan ceramah dalam seminar yang diselenggarakan Pemuda Gereja Injil Masehi Timor (GMIT) Jemaat Efata Soe, TTS, Sabtu (25/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Viktor mengatakan, berbeda halnya saat pesta pernikahan, warga NTT justru berlomba-lomba mengumpulkan uang. Padahal, kata dia, sumbangan warga untuk biaya pendidikan dapat memberikan manfaat.
“Kenapa dong (mereka) semangat begitu, karena dong mau pesta, dong mau makan enak. Padahal daging satu untuk sekolah, dia pulang, dia bangun kita punya daerah. Gara-gara dia pintar, dia bangun seribu orang,” ujar Viktor dengan dialek Kupang ini.
Oleh karena itu, Viktor mendorong agar biaya pernikahan seharusnya ditiadakan. Selain boros, biaya pesta untuk pernikahan kerap membebankan keluarga besar.
“Pi kasi kawin ini, kasi uang banyak pung, salah-salah dong dua ba ilang (menghilang). Katong (kita) setenga mati, uang su abis. Maka itu, kawin jangan pakai uang. Pi kawin saja, jangan pakai uang. Kalau enak kenapa kita mesti bayar!” ujarnya.
Viktor juga mendorong agar gereja berperan untuk menghilangkan kebiasan boros tersebut. Misalnya, melarang pasangan menikah di gereja tersebut jika yang bersangkutan menggelar pesta. “Eh lu (kamu) kalau pesta son ada pemberkatan. Lu ke tempat lain!,” ungkapnya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya