Manto Tapung: Bangun Manggarai Bukan dengan Sinis Tapi Berikan Masukan

Selasa, 17 Oktober 2023 - 19:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Marianus Mantovanny Tapung `putar haluan` mendukung pasangan calon Deno Kamelus-Victor Madur (Paket DM) setelah mundur dari pencalonan di Pilkada Manggarai 2020. Manto Tapung, sapaan akrabnya mengaku tertarik kepada Paket DM lantaran adanya kesamaan visi-misi.

“Iya, memang eksplisit maupun implisit ada. Persamaannya ada. Perbedaannya hanya pada strategi,” kata Manto Tapung kepada Tajukflores.com belum lama ini.

Menurut Manto Tapung, membangun rumah Manggarai bukan hanya mengandalkan segelintir orang semata. Secara khusus dia menyoroti ungkapan “baju bete” yang dilontarkan oleh seorang tokoh politik di Manggarai. Menurut Manto, gagasan membangun Manggarai bukan pada persoalan usia, tapi soal kemampuan menerjemahkan visi-misi dalam praktik yang nyata agar tidak terjebak pada politik jargon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Jadi intinya menurut saya ada pada strategi mereka untuk meyakinkan masyarakat konstituennya. Apa yang sudah dilakukan dan apa yang akan dirubah,” dosen di Universitas Katolik St Paulus Ruteng ini.

Berikut petikan wawancara Tajukflores.com dengan Manto Tapung:

Anda menjadi salah satu calon potensial di Pilkada Manggarai. Tapi dengan satu alasan, Anda akhirnya mundur dan memutuskan mendukung Paket DM. Apa yang membuat Paket Aman akhirnya tertarik bergabung dengan Paket DM?

Karena kebetulan begini, kita dari partai endorse yang sama, dari Partai Demokrat. Karena sejauh yang saya pahami dan kenal, Pak Benny (Benny K Harman) itu lebih concern pada gagasan yang sudah kami bangun, dan itu yang akan ditawarkan ke Paket DM.

Jadi itu alasan Anda mendukung Deno-Madur?

Betul. Jadi lebih pada transaksi gagasan. Karena kita berpikir, tidak ada makan siang gratis politik ini. Saya belum memikirkan ke investasi sosial politik ke depan, tapi bagaimana niat baik kita untuk membangun Manggarai. Dan peluang program itu bisa dielaborasi ada pada Pak Kemelus dan Victor Madur. Karena saya percaya betul, Pak Kamelus itu akademisi setengahnya to, setengahnya politisi.

Baca Juga:  Misi Khusus Golkar untuk Ridwan Kamil di Jakarta, Bukan Cawapres Ganjar Pranowo

Tapi Anda sudah menelaah visi-misi Paket DM? Apakah sesuai dengan gagasan Paket Aman?

Iya, memang eksplisit maupun implisit ada. Persamaannya ada. Perbedaannya hanya pada strategi. Sebenarnya concernnya sama, misalnya Manggarai sentris. Ketika beliau omong tentang berkantor di desa, itu sebenarnya turunan, varian dari Manggarai sentris itu. Jadi perspektifnya berbeda tapi substansinya sama.

Manggarai sentris gagasan Anda itu seperti apa?

Intinya adalah melihat Manggarai secara komprehensif dan holistik tanpa pembedaan-pembedaan geopolitik, ego kewilayahan dan ego sektoral. Jadi betul-betul Manggarai itu dibangun atas asas keadilan dan asas pemerataan, untuk menghindari kecendrungan ego kewilayahan dan ego sektoral.

Tanggapan Anda soal isu ego sektoral?

Ya kita terus terang saja ya. Ada isu yang menghantam Pak Deno Kamelus itu dari kecendrungan ego kewilayahan itu, terutama terkait tata kelola pemerintahan. Nah, kita mau masuk supaya tata kelola seperti itu harus akuntabel dan transparan dan mempertimbangkan merit system itu. Arahnya kepada itu saja, supaya keadilan dan pemerataan pembangunan itu betul-betul terasa, dan melihat Manggarai itu seperti sebuah wilayah secara komprehensif dan holisitik. Memang ideal konsepnya tapi sebenarnya bisa, tergantung cara pandang dan action di lapangan.

Karena gagasan berkantor di desa ini menjadi janji politik Pak Deno Kamelus, menurut Anda soal janji itu?

Menurut saya, berkantor di desa ini bagian dari upaya beliau mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Itu konsep dasarnya. Supaya bisa memahami secara langsung apa yang menjadi realitas kehidupan di masyarakat dan bagaimana kebutuhan-kebutuhan mereka. Itu sebenarnya menurut saya terkait itu. Hanya memang, dalam pelaksanaannya sulit. Ini 145 desa ini, kalau tiap hari turun kan itu pasti rata-rata mereka mengeluarkan dana dan waktu yang dipakai 145 hari, kapan fokus hal lain. Ini memang gagasan yang terlalu besar menurut saya. Tapi menurut saya, kalau kita tawarkan konsep klasterisasi wilayah. Dengan klasterisasi, misalnya Rahong raya. Memang ada kecamatan tiap wilayah tapi ada satu semacam penanggungjawab khusus untuk menangani Rahong raya. Sehingga, konsep asisten itu bisa menangani klaster-klaster wilayah itu. Kombinasinya dengan camat dan sebagainya. Menurut saya itu lebih efisien dibanding dengan konsep turun ke desa. Itu catatan kami.

Baca Juga:  Gubernur Lemhanas: Pancasila Tak Boleh Masuk dalam Kandang RUU HIP

Tapi, kalau ada yang bertanya, apakah perbedaan dan persamaan antara program Aman dan DM, ya, tergantung sudut pandang sih. Ada persamaannya dan perbedaannya hanya pada strategi untuk mencapainya itu.

Yang berkembang sekarang soal pemimpin muda dan pemimpin tua. Terutama munculnya analogi “baju bete” yang disampaikan oleh salah satu tokoh politik di Manggarai beberapa waktu lalu. Persepektif Anda seperti apa?

Membangun rumah Manggarai ini kan bukan dibangun oleh dua atau segelintir orang. Tidak. Kita semua punya peran untuk membangun. Termasuk juga orang-orang yang coba mengangkat itu. Menurut saya, apapun yang menjadi kondisi, baju dari rumah Manggarai itu, itu menjadi kondisi kita bersama. Kemudian men-judge-nya sebagai sebuah ketimpangan, menurut saya itu tidak terlalu bijaksana lah. Kalau ada sedikit kondisi seperti robek atau apalah, itu menjadi bagian dari kita. Upaya kita apa? Merawat bersama, menjahit bersama dan sebagainya. Nah, caranya seperti apa? Memberi evaluasi yang baik, memberi masukan yang baik. Bukan dengan cara-cara semacam sarkasme atau sinisme yang berlebihan. Karena kita perlu merawat dan membangun bersama Manggarai ini. Ngapain lagi kita kemudian melakukan (mengeluarkan) narasi-narasi yang justru mencelakakan diri sendiri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

PDIP Dikabarkan Usung Ahok untuk Pilgub, Tapi Bukan di Jakarta
KPUD Mabar Sebut Caleg Terpilih Tidak Lapor Harta Kekayaan Tak Dilantik
Optimistis Gugatan Dikabulkan PTUN, PDIP Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran 
Pilkada Sumba Timur 2024, David Melo Wadu dan Umbu Ndata Jawa Kori Daftar di PDIP dan Gerindra
Maju di Pilkada Mabar 2024, Marsel Jeramun Sebut Bangun Daerah hanya 1 Partai Upaya Hambat Kemajuan
DPW Nasdem NTT Terima Pendaftaran Cabup dan Cagub Pilkada 2024 tanpa Biaya Administrasi
Takut Khofifah, Cak Imin Rahasiakan Calon PKB untuk Pilgub Jatim
Daripada Bicara Jadi Gubernur, Ahmad Sahroni Disuruh Netizen Jadi Penjilat Istana
Berita ini 121 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 2 Mei 2024 - 21:48 WIB

PDIP Dikabarkan Usung Ahok untuk Pilgub, Tapi Bukan di Jakarta

Kamis, 2 Mei 2024 - 11:49 WIB

Optimistis Gugatan Dikabulkan PTUN, PDIP Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran 

Kamis, 2 Mei 2024 - 09:17 WIB

Pilkada Sumba Timur 2024, David Melo Wadu dan Umbu Ndata Jawa Kori Daftar di PDIP dan Gerindra

Selasa, 30 April 2024 - 23:39 WIB

Maju di Pilkada Mabar 2024, Marsel Jeramun Sebut Bangun Daerah hanya 1 Partai Upaya Hambat Kemajuan

Selasa, 30 April 2024 - 21:38 WIB

DPW Nasdem NTT Terima Pendaftaran Cabup dan Cagub Pilkada 2024 tanpa Biaya Administrasi

Selasa, 30 April 2024 - 13:54 WIB

Takut Khofifah, Cak Imin Rahasiakan Calon PKB untuk Pilgub Jatim

Selasa, 30 April 2024 - 13:34 WIB

Daripada Bicara Jadi Gubernur, Ahmad Sahroni Disuruh Netizen Jadi Penjilat Istana

Senin, 29 April 2024 - 15:20 WIB

Thomas Dohu Ditunjuk sebagai Sekretaris Partai Nasdem Manggarai

Berita Terbaru