Dari tahun 1915 hingga 1956, imam-imam SVD secara bergiliran melayani umat di Cibal dengan pusat pelayanan di Pagal.
Pada 8 April 1956, terjadi peralihan tugas pelayanan dari SVD ke Ordo Fransiskan Minor (OFM), menandai perkembangan lebih lanjut dalam sejarah gereja ini.
Lonceng Gereja: Kenangan yang Tak Terlupakan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masyarakat Cibal memiliki kenangan tak terlupakan terkait Gereja Pagal, terutama terkait dengan suara lonceng gereja.
Setiap pagi, lonceng gereja berkumandang pukul 05.00 WITA, menjadi penanda waktu bagi masyarakat dan membangunkan umat, termasuk anak-anak sekolah dan para guru.
Suara lonceng gereja ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Cibal.
Gereja peninggalan kolonial ini bukan hanya tempat ibadah, melainkan juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Cibal.
@tajuktv_ Dengan bunyi lonceng yang sama, dr generasi ke generasi #gerejakatolik #gerejapagal #gerejatua #sejarah #ntt #flores ♬ suara asli – Tajuk TV
Perayaan Natal dan Paskah di gereja ini menjadi momen penting bagi umat Katolik di Kecamatan Cibal. Selain itu, gereja ini juga menjadi destinasi wisata religi yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Manggarai.
Dengan sejarah panjang, arsitektur yang memukau, dan peran sentral dalam kehidupan masyarakat, Gereja Paroki Kristus Raja Pagal di Cibal menjadi destinasi wisata religi yang unik.
Wisatawan yang berkunjung dapat mengagumi keindahan bangunan, menikmati suasana hening, dan merasakan nilai-nilai spiritual yang terpancar dari tempat ibadah ini.
Gereja ini bukan hanya menjadi bagian integral dari sejarah dan budaya lokal, tetapi juga menyajikan perpaduan yang memukau antara tradisi dan modernitas.
Sebuah perjalanan ke Gereja Paroki Kristus Raja Pagal akan membawa pengalaman yang mendalam tentang keberagaman dan keindahan warisan budaya di wilayah Manggarai.
Penulis : Marcel Gual
Editor : Alex K
Halaman : 1 2