Tak hanya itu, katanya, penyebaran hoaks dan ujaran kebencian juga memiliki dampak secara fisik, yaitu ketika orang menjadi merasa sedih dan depresi karena membaca informasi tersebut.
Orang juga bisa kemudian takut untuk keluar rumah atau takut melakukan sesuatu karena berita-berita hoaks yang dia baca.
Diakuinya, perkembangan teknologi yang pesat membuat sulit untuk mencegah seseorang tidak memiliki akun medsos. Untuk itu keluarga berperan sangat penting dalam mengajarkan bagaimana bermedia sosial yang bijak terutama kepada anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mereka perlu diperkenalkan dengan hal-hal yang memang berpotensi menimbulkan masalah ketika itu diupload di medsos,” ujar kepala Biro Humas dan Ventura Universitas Pancasila ini.
Menurut dia, agar lingkungan pekerjaan dan keluarga bisa hidup rukun dan damai tanpa hoax dan ujaran kebencian, perlu adanya psiko edukasi atau pendidikan medsos juga bagaimana berinternet secara bijak.
Ini harus dilakukan dalam setiap lapisan umur. Kenapa? Karena cara menangkap pesan-pesan atau pendidikan mengenai medsos ini tentunya akan berbeda-beda, harus disesuaikan dengan kapasitasnya, dengan bahasa yang kita gunakan, sehingga masyarakat menjadi lebih paham, katanya.
Halaman : 1 2