Nenek Pualina Poing (79) dikejutkan dengan kehadiran tiga orang yang datang ke gubuk tuanya di Dusun Gehak Reta, Desa Koting D, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (19/10) lalu.
Awalnya ia tak mengetahui siapa ketiga orang yang datang ke gubuknya itu.
Tenyata, ketiga orang yang datang tersebut merupakan utusan dari Istana Kepresidenan yang memberikan santunan kepada dirinya dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Santunan itu berupa uang tunai sebesar Rp 10 juta.
Diketahui, nenek Paulina tinggal di gubuk tua yang sudah reyot puluhan tahun seorang diri. Selain itu, ia hidup selibat atau membujang sejak usia muda hingga hari tuanya.
Meskipun pihak keluarga sudah memintanya untuk tinggal bersama mereka, akan tetapi nenek Paulina menolak untuk tinggal bersama keluarganya.
Berikut ini fakta di balik nenek Paulina tinggal sendiri di gubuk reyot hingga dapat bantuan dari Presiden Jokowi seperti dilansir dari Kompas.com:
Tinggal di gubuk reyot peninggalan orangtua sendirian
Gubuk reot tempat tinggal nenek Paulina (Foto : Kompas.com)
Bukan tanpa alasan kalau nenek Paulina memilih tinggal di gubuk reyot seorang diri.
Selain ia sudah merasa betah, tentu ada alasan lain yang membuat ia tak mau pindah dari gubuk itu.
Ya, alasannya karena gubuk itu merupakan peninggalan orangtuanya dan banyak meninggalkan kenangan bagi dirinya.
Di gubuk reyok beralas tanah, berdinding pelupuh bambu, dan beratap seng itulah nenek Paulina sejak kecil tinggal bersama orangtuanya. Kondisinya sudah sungguh memprihatinkan.
Sebagian dinding sudah lama rusak. Atapnya juga banyak berlubang. Akibatnya, saat musim hujan, nenek Paulina terpaksa mengungsi ke rumah keluarganya yang terdekat.
“Kalau hujan rumah ini bocor. Terpaksa saat hujan saya lari ke rumah keluarga terdekat,” kata nenek Paulina kepada sejumlah awak media, Selasa (15/10/2019).
Jual kelapa untuk kebutuhan sehari-hari
Ilustrasi kelapa muda
Nenek Paulina mengatakan, untuk dapat makan, ia harus bekerja dengan memunggut buah kelapa yang jatuh dihalaman rumahnya.
Dari buah kelapa yang jatuh itulah yang kemudian dijualkan nenek Paulina kepada warga sekitar yang membutuhkannya, jika kelapa itu laku.
Halaman : 1 2 Selanjutnya