Di mana matamu memandang, di situlah hatimu berada.
Dengan mencuri-curi, Fatima melirik Basty dari ruangan sekretarisnya. Ia tak mengingkari apa yang berkecamuk dan membebani batinnya belakangan ini.
Fatima berjuang agar matanya tak sampai mengikuti hatinya yang terus-menerus memikirkan laki-laki itu. Ia takut lirikan matanya diperogoki Basty. Ia lalu kembali pada dirinya, pada hatinya, mencoba menemukan alasan yang sepadan dengan tingkah matanya itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Laki-laki di depannya, laki-laki yang sedang menyeruput kopi yang diseduhnya dengan melibatkan seluruh hatinya, bahkan jiwanya adalah laki-laki yang ingin ia perkenalkan kepada ayahnya dan kerabatnya sebagai kekasihnya.
Laki-laki itu adalah laki-laki yang membuat ia mengerti apa yang tak pernah ia mengerti sendiri selama ini, bahkan orang-orang di sekitarnya turut tak mengerti: ia rela menggadis terlalu lama hanya untuk laki-laki yang benar-benar mencuri hatinya.
Laki-laki yang bukan hanya sekadar dipamerkan agar orang-orang tak menganggapnya sebagai perawan tua. Gadis tak laku. Tidak. Laki-laki yang lebih dari praduga itu.
Laki-laki itu adalah Basty. Laki-laki yang telah mencuri hatinya.
Fatima ragu apakah ia sendiri yang harus memulai untuk mengutarkan perasaannya. Mengutarkan isi kedalaman jiwanya jika ia mulai menyukai Basty.
Keraguan itu seperti dua medan magnet yang berlawanan. Tolak-menolak. Tarik-menarik. Ia hendak mengatakannya, tapi ia tak tahu harus mulai dari mana. Ia tak tahu kata apa yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Kata-kata yang sungguh tepat. Yang tak melenceng. Yang menyentuh hati. Yang membuat Basty tak punya alasan untuk menolaknya. “Aku menyukaimu, Basty. Tapi aku tahu siapa diriku.”
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Halaman : 1 2 Selanjutnya