Keraguan itu seperti dua medan magnet yang berlawanan. Tolak-menolak. Tarik-menarik. Ia hendak mengatakannya, tapi ia tak tahu harus mulai dari mana. Ia tak tahu kata apa yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Kata-kata yang sungguh tepat. Yang tak melenceng. Yang menyentuh hati. Yang membuat Basty tak punya alasan untuk menolaknya. “Aku menyukaimu, Basty. Tapi aku tahu siapa diriku.”
Tapi inilah yang tak diketahui perempuan seperti dirinya. Perempuan yang tak pernah tahu jika seorang laki-laki terkadang menyukai kejujuran seorang perempuan. Perempuan itu takkan pernah dinilai sebagai gampangan. Perempuan itu akan dihargai dan dicintai karena kejujurannya.
Fatima melenguh pendek. Ia hanyalah perempuan Timor yang tak lazim mengungkapkan perasaan suka kepada laki-laki terlebih dahulu. Perasaan Fatima tak menentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bersambung..
Catatan: Ini merupakan penggalan kisah dalam novel Sabana, Janji Sebuah Permainan Cinta karya Misel Gual. Novel ini sudah tersedia secara e-book di Google Play Book.
Jika anda tertarik, bisa hubungi Misel Gual via Facebook Mizelo Gual
Halaman : 1 2