Menurut Tefa, prevalensi angka stunting tersebut mengalami peningkatan karena pada saat pengukuran yang dipakai ialah alat antropometrik yang baru dan sesuai ukuran standar Kemenkes RI.
“Prevalensi tingginya angka stunting ini disebabkan oleh beberapa hal yakni pertama ketidakseragaman alat. Kedua tidak kuatnya lintas sektor dalam pengawalan masalah stunting,” ujar Tefa.
Tefa juga menjelaskan, selama ini, pihak puskesmas sudah melakukan pembagian makanan tambahan seperti biskuit dan konseling hingga kunjungan rumah. Akan tetapi orang tua atau pengasuh anak tidak menindaklanjuti hal itu dengan baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tefa berharap bahwa agar masalah stunting ini segera diatasi, Pemerintah Kecamatan dan Desa harus terlibat atau berperan secara aktif.*
Halaman : 1 2