Novel Janji Sabana Misel Gual: Permainan Cinta di Padang Luas

Kamis, 8 Juli 2021 - 02:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Novel Janji Sabana Misel Gual. Foto: dok. pribadi

Novel Janji Sabana Misel Gual. Foto: dok. pribadi

Tajukflores.com – GEMURUH DAN AWAN HITAM itu telah pergi. Mereka beranjak menuju puncak yang tingginya sepuluh kali dari tinggi laki-laki dewasa. Di sana terdapat sabana yang membentang jauh ke timur dan ke barat hingga melewati batas kampung mereka.

Kata bapaknya, sabana itu milik semua penghuni kampung karena semua penghuni kampung bebas menggembalakan ternak-ternak mereka di sabana tersebut.

“Ada yang bisa mengejarku?” teriak seorang bocah menantang kawan-kawannya dari ketinggian. Leko nama bocah itu. Ia berlari mendahului mereka. Berlari ke atas bukanlah hal sulit. Dakian itu tak terlalu curam, bahkan dapat dikatakan hanya bidang miring yang dipenuhi rumput-rumput mati karena musim kemarau yang pan- jang ini. Musim kemarau yang merindukan hujan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Hati-hati, Leko,” sahut Basty, seorang yang berbadan paling besar di antara penggembala itu. “Kita tak cukup membawa air hari ini. Persediaan kita telah menipis. Aku tak mau kau mengulangi kecerobohanmu tadi pagi,” ujarnya menahan dongkol kepada Leko.

Perhatian itu tak sepenuhnya benar. Basty menyerukan kata-kata itu agar Leko tak terlalu jauh meninggalkan mereka, meski ia tahu jika Leko tak mungkin tersesat.

Tadi pagi, sebelum berangkat, Basty menyuruh Leko untuk mengisi penuh kantong tempat air mereka yang terbuat dari kulit sapi. Namun, Leko lupa. Dia hanya mengisi kantong miliknya saja. Jadilah mereka harus menghemat air yang ada. Lantas, bagaimana dengan sapi-sapi mereka?

Baca Juga:  Kisah Heroik Angeline, Perawat Filipina yang Pilih Mati di Samping Pasien Saat Diserang Hamas

Basty ingin mengandalkan cekdam. Mungkin dengan hujan dua bulan kemarin cekdam itu sudah penuh oleh air. Tapi, itu mustahil. Musim kemarau yang cukup panjang membuat semua penggembala datang membawa sapi-sapi mereka ke cekdam. Basty hanya berharap semoga masih ada sedikit air di cekdam untuk sapi-sapinya.

Leko tak menggubris kata-kata itu. Ia berlari mendapati rumput-rumput di sabana, meliuk di antara barisan pohon-pohon cemara hutan. “Wooi… kejar aku!” teriaknya kegirangan.

“Berhenti Leko. Kau sudah terlalu jauh. Ayo kembali!” Sabana ini luas, dan Basty takut adiknya itu diserang sapi-sapi liar.

Basty meniup peluit panjang dengan marah. Bunyi peluit itu melengking dan membingungkan sapi-sapi di sekitar mereka. Tiap penggembala seperti dirinya pasti memiliki peluit untuk memanggil sapi-sapi mereka di sabana.

Kemudian, sapi-sapi itu akan datang jika mendengar bunyi peluit yang sudah dihafal. Memang, seorang penggembala jarang meniup peluit sebelum sampai di tempat sapi- sapi mereka berada. Ini aturan alam, sapi-sapi liar biasanya tak suka bunyi peluit. Mereka bisa saja datang dan menyeruduk.

Namun, Leko sudah keterlaluan. Basty memukul dahi untuk menunjukkan penyesalan. Seharusnya ia tak membiarkan Leko berjalan di depan. Seharusnya ia menyuruh Leko membawa tali-tali sapi agar tak dapat bergerak bebas seperti itu. Sayangnya, semua sudah terlambat. Pikiran-pikiran itu sudah tak berguna.

Baca Juga:  Profil AKP Dyah Candrawati, Polwan Pertama yang Dihukum Etik Kasus Ferdy Sambo

Basty yakin jika tidak ada yang membahayakan Leko. Namun, ia amat mencemaskan bocah itu, bahkan kecemasaan itu sudah menjadi-jadi. Ia merasakan angin di sabana bertiup makin kencang. Bunyi dahan-dahan yang patah dari pohon kabesak terdengar jelas. Perasaan Basty menjadi tak karuan.

Basty tahu jika Leko bisa men-jaga diri. Tapi, Leko terlalu kecil untuk menghadapi sapi-sapi liar yang bisa saja menyeruduknya dari belakang. Basty juga tahu jika Leko bisa pulang sendiri kalau saja dia tersesat. Basty sudah mengajari Leko untuk mengikuti jalur Kali Noelmina. Tapi sabana telah sunyi, kicau burung tekukur terdengar beberapa kali. Basty ingat, adiknya itu sangat takut dengan gelap.
“Ayo, kita harus mengejar Leko!” seru Basty.

***

Leko sudah jauh dari kelompoknya. Kini, ia tengah berada di puncak kegirangan sambil berlari seperti anak domba yang baru saja diizinkan induknya untuk mulai merumput di sabana. Sejenak ia menoleh ke belakang untuk memperhatikan kawan-kawannya.

“Mereka sangat lambat” katanya. Ia terus melintasi sabana hingga ujung yang tak pernah ia capai dengan kawan-kawannya. Semakin jauh dari kawan-kawannya, semakin banyak pemandangan baru yang didapatinya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Edeline Wulan

Editor : Alex K

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Pakai Kaos Bermerek dan Jam Tangan Ratusan Juta, Penampilan Wakil Rektor Unsoed Jadi Sorotan
Tetap Berkarya Jadi Musisi dan Pemimpin Freeport Indonesia, Apa Kunci Sukses Tony Wenas?
Mari Berkenalan dengan Cucu Soeharto yang Ganteng dan Setia Ini, Bisnisnya Menggurita
Sosok Orang Kaya Jepang yang Ramai Diperbincangkan karena Dukung Palestina
Bangun Masjid dari Bekas Gereja, Simak Kisah Sukses Hanny Kristianto
Pemilik Tol dan Punya Harta Triliunan, Jusuf Hamka Malah Beli Peci di Pasar
Pengakuan Maya Puspita, PMI Berhati Mulia yang Lindungi Majikannya saat Gempa Taiwan
Profil Romo Magnis Suseno yang Sebut Presiden Mirip Pencuri, Latar Belakang Pemikiran dan Karya Intelektual
Berita ini 57 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 2 Mei 2024 - 21:48 WIB

PDIP Dikabarkan Usung Ahok untuk Pilgub, Tapi Bukan di Jakarta

Kamis, 2 Mei 2024 - 11:49 WIB

Optimistis Gugatan Dikabulkan PTUN, PDIP Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran 

Kamis, 2 Mei 2024 - 09:17 WIB

Pilkada Sumba Timur 2024, David Melo Wadu dan Umbu Ndata Jawa Kori Daftar di PDIP dan Gerindra

Selasa, 30 April 2024 - 23:39 WIB

Maju di Pilkada Mabar 2024, Marsel Jeramun Sebut Bangun Daerah hanya 1 Partai Upaya Hambat Kemajuan

Selasa, 30 April 2024 - 21:38 WIB

DPW Nasdem NTT Terima Pendaftaran Cabup dan Cagub Pilkada 2024 tanpa Biaya Administrasi

Selasa, 30 April 2024 - 13:54 WIB

Takut Khofifah, Cak Imin Rahasiakan Calon PKB untuk Pilgub Jatim

Selasa, 30 April 2024 - 13:34 WIB

Daripada Bicara Jadi Gubernur, Ahmad Sahroni Disuruh Netizen Jadi Penjilat Istana

Senin, 29 April 2024 - 15:20 WIB

Thomas Dohu Ditunjuk sebagai Sekretaris Partai Nasdem Manggarai

Berita Terbaru