Peneliti senior Bursa Efek Indonesia (BEI), Poltak Hotraredo Tudingan menanggapi pernyataan Capres 02 Prabowo Subianto soal jumlah unicorn atau perusahan rintisan bidang informasi dan teknologi (start up) menyebabkan uang Indonesia mengalir ke luar negeri.
Menurut dia, pernyataan tersebut keluar karena Prabowo gagal paham terkait perusahan rintisan.
“Termasuk anggapan bahwa keuntungan yang dicapai unicorn Indonesia pun bakal banyak lari ke luar negeri akibat jumlah investasi asing cukup besar,” kata Poltak Hotraredo saat dihubungi di Jakarta, Selasa (19/2/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya, Prabowo Subianto, khawatir jika jumlah unicorn Indonesia terus bertambah akan membawa dampak negatif. Alasannya, jika jumlahnya semakin banyak, maka akan mengakibatkan uang Indonesia yang tersedot ke luar negeri juga semakin besar.
Poltak sendiri justru memperkirakan sejumlah unicorn Indonesia baru akan memetik keuntungan sekitar 10 tahun mendatang. Selain itu, rata-rata pembagian imbal hasil (yield) deviden hanya berkisar 2-3 persen per tahun.
“Jadi, bagaimana caranya bisa membawa uang ke luar negeri? Justru, yang ada uang luar negeri masuk ke Indonesia,” kata Poltak.
Lagi pula, lanjut dia, investor yang menanamkan modal ke unicorn Indonesia merupakan kelas dunia sehingga, investasi yang masuk ke mereka tersebut tak seberapa jika dibandingkan dengan dana kelolaan mereka yang sangat besar.
Sebaliknya, katanya, dana asing yang masuk ke unicorn Indonesia dalam bentuk dolar Amerika Serikat tersebut kemudian dikelola dalam bentuk rupiah.
Oleh karena itu, katanya, perlu dipahami juga bahwa sistem investasi dan struktur di dalam startup berbeda dengan perusahaan biasa.
Halaman : 1 2 Selanjutnya