Seorang remaja asa asal Kabupaten Sumba Timur, NTT bernama Roslinda mewakili anak Indonesia berbicara di hadapan perwakilan negara Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) tentang dampak pandemi Covid-19 bagi anak-anak di Indonesia
Gadis berusia 15 tahun ini menyampaikan suara anak Indonesia secara virtual ke perwakilan negara anggota PBB di New York, Amerika Serikat seperti dalam keterangan tertulis Wahana Visi Indonesia (WVI), Rabu (14/10).
World Vision Asia mengundang perwakilan negara anggota PBB di New York pada Rabu (8/10) 2020 untuk menanggapi hasil penilaian cepat dampak sosial ekonomi Covid-19 pada kehidupan anak-anak yang rentan di Asia Pasifik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada kesempatan itu Roslinda menyampaikan aspirasinya mewakili anak-anak Indonesia yang tinggal di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) selama pandemi Covid-19.
Roslinda di hadapan para anggota perwakilan PBB menyampaikan kesedihannya selama pandemi Covid-19 berlangsung karena lebih banyak berada di rumah.
“Kami sedih karena selama pandemi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja dan tidak bisa bertemu teman-teman,” katanya.
Ia mengaku setelah belajar di rumah, kalau menemui hal sulit tidak bisa langsung bertanya pada guru seperti terjadi di sekolah. Dia mengemukakan bahwa bagi anak-anak yang pendidikan orang tuanya minim maka akan semakin sulit mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Halaman : 1 2 Selanjutnya