Wakil Bupati Flores Timur Agus Payong Boli meminta managemen RSUD Dr Hendrikus Fernandez Larantuka, agar membuat perencanaan pengadaan obat-obatan dengan over stok untuk 18 bulan.
“Saya sudah minta supaya perencanaan biaya pengadaan obat setiap tahun harus over stok sampai 18 bulan yakni sampai bulan Juni tahun berikutnya,” ujar Wabup Agus Boli, Jumat terkait solusi mengatasi masalah obat di RSU Larantuka.
Menurut dia, over stok diperlukan agar jika pengadaan obat yang terlambat pada tahun berikutnya pun, RSU masih punya stok obat dari tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Solusi lain adalah persiapan dokumen PPK, khusus pelelangan obat di RSU dan Dinas Kesehatan paling lama bulan Maret tahun berjalan.
Selain itu, permintaan obat ke rekanan distributor oleh PPK harus over stok, dan tegas kepada distributor jika masih saja mengirim obat di bawah volume permintaan dan terlambat maka di PHK.
Wabup juga meminta agar perlu ada rekening khusus di RSU Larantuka untuk membayar ganti rugi pembelian obat di apotik luar oleh pasien.
Rekening khusus ini karena diketahui bahwa setiap tahun diperkirakan obat yang dibeli pasien di apotik luar itu mencapai Rp200 juta lebih, dan selama ini tidak diganti rugi.
Perlu pula ada apotik pelengkap di RSU mitra resmi RSU untuk antisipasi ketiadaan obat tertentu.
Untuk jangka panjang, dia mengatakan, RSU ini diusahkan menjadi BLUD agar mandiri, dan belanja obat tidak lagi terikat pada mekanisme aturan pengadaan barang jasa pemerintah yang ribet.
Dia yakin, jika solusi ini bisa dilaksanakan secara baik, maka RSU Larantuka tidak akan lagi mengalami ketiadaan obat-obatan, seperti yang terjadi selama ini.
Halaman : 1 2