Pesohor Deddy Corbuzier mengkritisi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) perihal Fajar Sadboy yang belakangan kerap tampil di televisi dan membandingkannya dengan Caesar Archangels Hendrik Meo, siswa kelas 2 SD asal Nusa Tenggara Timur (NTT), juara olimpiade matematika di kancah internasional.
Menurut Deddy Corbuzier, penampilan Fajar di televisi tak lain merupakan sebuah eksploitasi anak di bawah umur. Sebaliknya, kata dia, bocah jenius asal NTT sama sekali luput dari perhatian masyarakat luas.
Diketahui, Caesar Archangels Hendrik Meo dijuluki sebagai `bocah jenius` lantaran berhasil menyabet juara pertama International Abacus World Competition 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
International Abacus World Competition 2022 merupakan kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia yang diselenggarakan oleh International Abacus Brain Gym (ABG).
Bocah yang akrab disapa Nono itu berhasil mengalahkan 7.000 peserta lainnya dari seluruh dunia.
Nono menjadi satu-satunya siswa asal Indonesia yang mampu meraih peringkat pertama pada kompetisi tersebut semenjak ABG didirikan sejak 2003 silam.
Sementara, Fajar Sadboy muncul di berbagai media setelah kisah cintanya yang galau viral. Padahal usia Fajar masih 15 tahun.
Deddy Corbuzier, dalam hal ini pun membandingkan jumlah penonton Fajar Sadboy dengan tayangan yang menampilkan bocah jenius pemenang olimpiade matematika.
Dia menilainya sebagai suatu ironi, sebab masyarakat lebih menghargai anak yang galau dengan kisah cintanya ketimbang anak peraih prestasi. Sayangnya, kata Dedy, KPI seolah membiarkan eksploitasi anak terhadap Fajar.
“Bukan masalah Fajar nangis-nangis beneran apa enggak, bikin quotes, mau pacaran umur 15 tahun, bukan itu. Pemasalahannya adalah dia pada saat ada TV, mana KPI?” kata Deddy Corbuzier melalui tayangan podcastnya, seperti dikutip Tajukflores.com, Rabu (18/1).
Deddy Corbuzier lantas mempertanyakan peran KPI yang konon sebagai pelindung hak anak-anak. Ia teringat ketika saat menjadi host di Hitam Putih dan mengundang narasumber anak kecil, dirinya justru disemprot KPI.
Halaman : 1 2 Selanjutnya