Koordinator TPDI Petrus Selestinus mengatakan rencana pendirian pondok pesantren di Magepanda, Kabupaten Sikka, NTT harus dibatalkan. Pendirian pondok pesantren ini menurutnya dikhawatirkan mengganggu kohesivitas sosial masyarakat, karena ketidaksamaan persepsi dalam meletakan aspek sosial budaya, lingkungan alam sekitar dan agama masyarakat setempat.
“Rencana pendirian pondok pesantren di Magepnda, Sikka di tengah isu intoleransi, radikalisme dan terorisme menguat di Sikka, sebaiknya dibatalkan,” kata Petrus di Jakarta, Minggu (19/7).
Permintaan Petrus ini muncul polemik perpindahan agama dari Yohanes San Salvador Lado Gili yang diduga terpapar ajaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). San diduga terpapar ajaran HTI selama mengikuti kegiatan keagamaan di Kampus IKIP Muahamadyah dan Masjid Darussalam di Waioti, Maumere.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, lanjut Petrus, terdapat fakta di lapangan bahwa sejumlah pondok pesantren di daerah Jawa menjadi pusat persemaian bibit-bibit intoleransi dan radikalisme, sebagaimana disebutkan Kepala BNPT Irjen Pol. Saut Usman Nasution pada 2016 yang lalu.
“Selain meresahkan masyarakat, terdapat fakta di lapangan bahwa sejumlah pondok pesantren di Jawa menjadi pusat persemaian bibit-bibit intoleransi dan radikalisme, sebagaimana dikonstatir Kepala BNPT 2016 yang lalu,” jelas Ketua Tim Taks Force Forum Advokat Pengawal Pancasila/FAPP ini.
Halaman : 1 2 Selanjutnya