Anggota Komisi I DPR Christina Aryani menyatakan prihatin atas kasus hilangnya tujuh anak buah kapal (ABK) Indonesia di Port Louis, Mauritius, Afrika Timur yang hingga kini belum tuntas terungkap.
Menurut informasi yang diterima Christina, dua dari tujuh ABK yang hilang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Keduanya ialah Klaudius Ukat dan Petrus Tunabebani.
“Keprihatinan mendalam kami pada keluarga ABK, bagaimana nanti kejelasan kasusnya kita perlu bersabar sampai pertemuan digelar. Kita akan kawal ini bersama-sama,” kata Christina dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/2).
Politikus Partai Golkar itu mendesak KBRI Antananarivo untuk terus mengawal kasus ini sehingga ada penjelasan utuh dari Kepolisian dan Kemenlu Mauritius.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia juga harus mendesak proses penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam peristiwa ini.
Halaman : 1 2 Selanjutnya