Kemarau panjang yang melanda sejumlah daerah di Indonesia. Tak terkecuali, daerah-daerah di provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) mengalami hal yang serupa.
Sehingga warga mengalami krisis air bersih. Tidak hanya rumah tangga yang kesulitan mendapatkan air bersih, sekolah-sekolah pun juga sulit mendapatkannya.
Akibatnya, para siswa pun harus mencari air bersih, sekadar untuk keperluan sekolah seperti menyiram toilet dan menyirami tanaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini dialami siswa-siswi sekolah dasar inpres (SDI) Tuanio, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Flores.
Siswa-siswi SD ini terpaksa memikul air dengan jeriken 5 liter ke sekolah untuk siram toilet dan bunga. Itu dilakukan siswa-siswi karena di sekolah tidak ada jaringan air bersih di wilayah sekolah ini berdiri.
“Setiap hari kami pikul air ke sekolah untuk siram toilet dan bunga. Kami jalan kaki dari rumah sejauh 5 kilometer ke sekolah,” cerita Maria Nasrin, Senin (14/10) mengutip Kompas.com.
Maria menceritakan, setiap pagi ia dan kawan-kawan bangun pukul 04.00 Wita untuk menimba air di mata air yang letaknya jauh dari rumah.
Mereka bangun pagi sebab di mata air, mereka harus antre berjam-jam menunggu giliran untuk mengambil air di pancuran.
Air yang diambil itu untuk keperluan rumah dan dibawa ke sekolah.
Halaman : 1 2 Selanjutnya