Profil Romo Magnis Suseno yang Sebut Presiden Mirip Pencuri, Latar Belakang Pemikiran dan Karya Intelektual

Rabu, 3 April 2024 - 00:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Guru Besar Filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara Jakarta, Romo Franz Magnis Suseno (Tajukflores.com/Istimewa)

Guru Besar Filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara Jakarta, Romo Franz Magnis Suseno (Tajukflores.com/Istimewa)

Tajukflores.comRomo Franz Magnis Suseno, seorang pakar etika politik dari Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara Jakarta, memberikan pandangannya terkait pelanggaran etika yang terjadi dalam Pilpres 2024, khususnya terkait penggunaan bansos oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai alat politik.

Menurut Romo Magnis, bansos bukanlah milik presiden atau individu tertentu, melainkan milik seluruh bangsa Indonesia.

Pembagiannya seharusnya menjadi tanggung jawab kementerian terkait, bukan dilakukan oleh individu atau kelompok tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam analoginya, Romo Magnis Suseno menegaskan bahwa tindakan presiden yang mengambil bansos untuk dibagikan dalam rangka kampanye pasangan calon tertentu dapat disamakan dengan tindakan seorang karyawan yang diam-diam mengambil uang tunai dari kas toko.

Menurutnya, hal ini merupakan bentuk pencurian dan pelanggaran etika yang menunjukkan bahwa orang tersebut telah kehilangan wawasan etika.

“Itu pencurian, ya pelanggaran etika. Itu juga tanda bahwa dia sudah kehilangan wawasan etika,” tegas Romo Magnis.

Namun, tanggapan ini tidak dibiarkan begitu saja. Hotman Paris Hutapea, anggota Tim Pembela Prabowo-Gibran, menyoroti pernyataan Romo Magnis tersebut.

Hotman mengklaim bahwa pemerintah telah membagikan bansos maupun perlindungan sosial (perlinsos) sebesar Rp 408 triliun pada tahun 2021 dan meningkat menjadi Rp 431 triliun pada tahun 2022.

Baca Juga:  Pakar IPB Dukung Pemanfaatan Sagu untuk Mengurangi Impor Beras

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah telah memberikan bantuan kepada fakir miskin tanpa adanya motif politik.

Hotman juga menekankan bahwa bansos yang telah dibagikan sudah sesuai dengan data yang ada berdasarkan DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial) dan P3KE (pensasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem). Dengan demikian, klaim bahwa bansos digunakan sebagai alat politik dipertanyakan oleh Hotman.

Debat antara Romo Magnis dan Hotman Paris Hutapea menyoroti kompleksitas isu etika dalam konteks politik dan pemanfaatan program bantuan sosial.

Romo Magnis menekankan aspek etika, sedangkan Hotman Paris fokus pada data dan mekanisme penyaluran bansos. Lalu siapa Romo Magnis Suseno?

Profil Romo Magnis Suseno

Romo Magnis Suseno merupakan seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan, filsafat, dan budaya di Indonesia. Meskipun lahir di Jerman, perjalanan hidupnya membawanya pada pengabdian yang mendalam terhadap Indonesia.

Romo Magnis atau yang bernama lengkap Maria Franz Anton Valerian Benedictus Ferdinand von Magnis lahir di di Eckersdorf, Sesilia, Distrik Glatz, Jerman pada 26 Mei 1936.

Semasa kanak-kanak, ia bersama keluarga pernah mengalami situasi yang sangat buruk akibat perang dunia (PD) II. Daerah Jerman paling timur itu, sesudah perang dunia II dipotong lalu diberikan seperlimanya kepada Polandia dan sisanya kepada Uni Soviet. Sedangkan 9 juta penduduk Jerman dari daerah ini diusir ke Jerman Barat.

Baca Juga:  Mahasiswa Katolik di Serpong Diserang Saat Doa Rosario, Kapolda Metro Jaya Didesak Tangkap Pelaku

Franz Magnis, yang merupakan seorang bangsawan, adalah anak sulung dari keluarga tersebut. Saat belum genap berusia 10 tahun, bersama keluarganya harus lari dari kejaran tentara Uni Soviet menuju ke Cekoslovakia Barat, dan dari situ kemudian melarikan diri lagi ke Jerman Barat.

Pengalaman sulit ini telah membentuk pribadinya dan memberinya landasan moral yang kuat.

Keluarga Franz Magnis-Suseno adalah keluarga Katolik yang taat. Minat dan komitmen Franz terhadap agama dan rohaniahnya mulai terlihat sejak masa kecilnya.

Setelah berusia 19 tahun (1955), dia menyelesaikan studi di Humanistisches Gymnasium, pendidikan setingkat SLTA, kemudian masuk menjadi anggota tarekat Serikat Yesus (SY) atau Ordo Yesuit. Di situ ia menjadi rohaniawan muda Katolik.

Dua tahun pertama masuk Ordo Yesuit, rohaniawan muda ini mengisinya dengan mendalami kerohaniaan di Neuhausen, antara tahun 1955-1957.

Usai pendalamaan kerohanian, sebagaimana yang biasa berlaku umum di lingkungan Serikat Yesus, Franz Magnis mendalami studi filsafat di Philosophissche Hochschule, Pullach, dekat kota Munchen antara tahun 1957-1960.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : DM

Editor : Marcel Gual

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Sosok Farhan Rizky Rhomadon, Mahasiswa Unpam yang Bela Mahasiswa Katolik Berdoa Rosario di Tangsel
Pakai Kaos Bermerek dan Jam Tangan Ratusan Juta, Penampilan Wakil Rektor Unsoed Jadi Sorotan
Tetap Berkarya Jadi Musisi dan Pemimpin Freeport Indonesia, Apa Kunci Sukses Tony Wenas?
Mari Berkenalan dengan Cucu Soeharto yang Ganteng dan Setia Ini, Bisnisnya Menggurita
Sosok Orang Kaya Jepang yang Ramai Diperbincangkan karena Dukung Palestina
Bangun Masjid dari Bekas Gereja, Simak Kisah Sukses Hanny Kristianto
Pemilik Tol dan Punya Harta Triliunan, Jusuf Hamka Malah Beli Peci di Pasar
Pengakuan Maya Puspita, PMI Berhati Mulia yang Lindungi Majikannya saat Gempa Taiwan
Berita ini 295 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 16 Mei 2024 - 09:34 WIB

Bangun Desa Wisata Tangguh dan Berkelanjutan, BPOLBF Selenggarakan Webinar Desa Wisata

Kamis, 16 Mei 2024 - 09:20 WIB

Taman dan Natas Parapuar: Ruang Kreasi Baru di Labuan Bajo Flores

Rabu, 15 Mei 2024 - 12:52 WIB

Tak Ada Lokasi, Heru Budi akan Bangun Pulau Sampah di Jakarta

Selasa, 14 Mei 2024 - 21:44 WIB

Kini Jadi Penjabat, Bey Machmudin Malah Tegaskan Tak Maju di Pilgub Jabar

Selasa, 14 Mei 2024 - 14:59 WIB

Pemkab Mabar Serahkan SK 369 PPPK Angkatan 2023 pada Kamis 16 Mei 2024

Selasa, 14 Mei 2024 - 10:16 WIB

BPJS Ketenagakerjaan dan Rumah BUMN PLN Ende Beri Perlindungan Jaminan Sosial Bagi Pelaku UMKM

Senin, 13 Mei 2024 - 13:35 WIB

Respons Mario Pranda soal Dirinya Jadi Bakal Calon Bayangan di Pilkada Mabar 2024

Senin, 13 Mei 2024 - 10:55 WIB

Gempa Bumi 5,8 M Guncang Bolaang Mongondow Sulut, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami Tapi Waspada Gempa Susulan

Berita Terbaru

Menko Marves Luhut Pandjaitan dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Foto: Antara

Nasional

Luhut Sarankan Prabowo Beli Kapal Riset Canggih

Kamis, 16 Mei 2024 - 14:42 WIB

Kevin Sanjaya Sukamuljo

Sport

Kevin Sanjaya Mundur dari Pelatnas, PBSI Beri Penjelasan

Kamis, 16 Mei 2024 - 14:32 WIB