Pakar IPB Dukung Pemanfaatan Sagu untuk Mengurangi Impor Beras

Kamis, 28 Maret 2024 - 08:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beras Sagu (Kemenkop UKM)

Beras Sagu (Kemenkop UKM)

JakartaGuru Besar Agronomi dan Holtikultura Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Mochamad Hasjim Bintoro mendukung pemanfaatan sagu sebagai alternatif pengganti nasi di tengah mahalnya harga beras. Apalagi, menurutnya, Indonesia memiliki lahan sagu yang luas sehingga bisa mengurangi ketergantungan impor beras.

“Indonesia memiliki lahan sagu 5,5 juta hektare yang berpotensi menghasilkan 2 ton pati sagu per hektarnya. Jika saja 10 persen masyarakat Indonesia mengganti konsumsi beras dengan beras sagu, maka Indonesia tidak perlu lagi impor beras,” katanya dalam dialog dengan Pro3 RRI, dikutip Kamis (28/3).

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong pemanfaatan sagu sebagai alternatif pengganti nasi di tengah mahalnya harga beras di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Menperin, sagu memiliki potensi besar yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan pokok untuk mengantikan beras.

Baca Juga:  Menkominfo Sebut Peretasan Data KPU Tak Bermotif Politik, Tapi karena Hal Ini

Hasjim mengatakan, modifikasi olahan sagu menjadi beras bahkan sudah dilakukan sejak lama dan salah satu pabriknya ada di Tanggerang.

Sayangnya, sosialisasi dan informasi beras sagu nyaris tak terdengar karena kalah dengan propaganda beras. Sehingga masyarakat belum banyak yang tahu kalau ada beras berbahan dasar sagu.

“Bentuknya seperti beras, dimasak juga hasilnya seperti nasi,” katanya.

Kendala lain yang dihadapi dalam pembuatan beras dari sagu ini, sebut Hasjim, biayanya yang masih mahal. Sehingga harga beras sagu juga menjadi mahal ditingkat konsumen.

Hal ini, katanya, disebabkan biaya transportasi bahan sagu dari daerah penghasil sagu ke tempat pengolahan atau pabriknya mahal. “Seperti dari Papua ke Tanggerang,” katanya.

Harga beras sagu saat ini, baik di market place maupun di pasar modern berkisar rata-rata Rp150.000 per lima kilogram. Sementara itu, harga beras beras premium ukuran lima kilogram paling mahal saat ini Rp87.000.

Baca Juga:  Warga Mabar Ditandu ke Puskesmas: Ironi di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo

Hasjim juga mengatakan, dibandingkan dengan beras, sagu lebih sehat.nPasalnya kandungan nutrisi dalam sagu sama amannya dengan bahan makanan beras merah, ubi jalar, dan gandum. Hal itu disebabkan sagu tidak mengandung kadar gula yang berbahaya bagi tubuh.

Hasjim berharap pemerintah lebih masif lagi melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat soal penganekaragaman pangan pengganti beras. Indonesia, katanya, memiliki beraneka ragam bahan pangan lokal dengan berbagai macam olahannya yang sangat potensi menggantikan beras.

“Bisa dimulai juga dengan mengirimkan bahan makanan berbahan dasar sagu, seperti beras sagu, sebagai bantuan bencana. Jangan lagi beras dan mie instan yang berbahan dasar gandum. Jadi propaganda beras bisa dikurangi dari upaya ini dulu ujicobanya,” ucapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Alex K

Editor : Marcel G

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Banjir Buah Impor Matikan Petani Lokal, Pakar IPB Desak Pembatasan dan Diversifikasi Produk
Harga Emas Perhiasan Semar Nusantara Hari Ini 25 April 2024: Cek Update Terbaru di Sini!
Promo Alfamart Paling Murah Sejagat 24-30 April 2024: Hemat Belanja Kebutuhan Sehari-hari!
Eratani Jalin Kemitraan dengan Bank BJB untuk Pembiayaan Petani, Berikan Fasilitas Kredit Hingga Rp100 Juta
Update Terbaru! Harga Emas Perhiasan Hari Ini 24 April 2024 di Semar Nusantara
PT Sampoerna Catat Kinerja Gemilang di Tahun 2023, Laba Bersih Melonjak 28,0%
Pengamat Penerbangan Kritik Rencana Pemerintah Tambahkan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat
Pemerintah Godok Perpres Dana Pariwisata (Indonesia Tourism Fund), Iuran dari Wisatawan Mancanegara Jadi Salah Satu Sumbernya
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 28 April 2024 - 14:53 WIB

Kejagung Ungkap Peran Penting dari 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Suami Sandra Dewi

Minggu, 28 April 2024 - 11:26 WIB

Hardjuno Wiwoho: UU Perampasan Aset dan BLBI Jadi PR Prabowo-Gibran!

Sabtu, 27 April 2024 - 21:31 WIB

Server Judi Online Ada di Luar Negeri, Satgas Pemberantasan Gandeng Interpol

Sabtu, 27 April 2024 - 12:41 WIB

Satu Per Satu Harta Kekayaan Harvey Moeis dan Sandra Dewi Disita Kejagung, Kali Ini 3 Mobil Mewah

Kamis, 25 April 2024 - 17:48 WIB

KPK Upayakan Langkah Hukum ke Pengadilan untuk Miskinkan Rafael Alun

Kamis, 25 April 2024 - 15:35 WIB

Wanita di Sumut Dipermalukan Usai Diduga Mencuri Kentang, Tawarkan Pilihan Telanjang atau Dipolisikan

Kamis, 25 April 2024 - 11:20 WIB

Ini Ciri-ciri Artis Inisial P yang Diduga Terlibat Kasus Pencucian Uang Rp4,4 Triliun

Selasa, 23 April 2024 - 20:23 WIB

Galih Loss Resmi Tersangka Penistaan Agama, Akui Buat Konten untuk Endorse

Berita Terbaru