Satu Jam bersama Jusuf Kalla di Vatikan

Selasa, 17 Oktober 2023 - 19:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semua orang Indonsia pasti kenal Pak Jusuf Kalla (JK). Beliau seorang Pengusaha sukses dan Politikus bangsa kita. Dua kali menjadi Wakil Presiden. Mula-mula jadi Wapres ke-10 mendampingi Presiden SBY (2004-2009) lalu sebagai Wapres ke-12 pada Presiden Jokowi (2014-2019).

Sebagai WNI, sekalipun sudah lama berdomosili di Eropa, saya juga mengenal beliau dan segala perkembangan karir politiknya. Paling kurang lewat media.

Tidak pernah terbayang kalau hari ini saya bertemu Pak JK di Vatikan dan menghabiskan satu jam bersama beliau. Beliau datang untuk bertemu Paus Fransiskus atas undangan Komisi Tinggi Dokumen Abu Dhabi “Persaudaraan Insani” (Human Fraternity) yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar al-Azhar, Dr. Ahmad al-Tayyib di Abu Dhabi tanggal 4 Pebruari 2019 tahun lalu itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pasalnya, Pak JK dipilih oleh Komisi Tinggi di atas untuk menjadi salah satu anggota Dewan Yuri untuk menominasi penerima Zayed Award dari Dokumen Abu Dhabi di atas yang akan diserahkan pada Hari Ulang Tahun ke-3 dari Dokumen tersebut pada 4 Pebruari 2021 mendatang. Team Yuri internasional yang terdiri dari 6 orang itu diterima Paus Fransiskus tadi pagi, 23 Oktober 2020, di Istana Kepausan Vatikan. Pertemuan mereka berlangsung selama satu jam. Artinya satu jam lamanya Pak JK berada sangat dekat dengan Paus Fransiskus. Apalagi jumlah mereka hanya enam orang. Sangat spesial.

Beberapa hari lalu saya dikontak oleh KBRI untuk Tahta Suci Vatikan untuk menerima dan menemani Pak JK masuk Taman Borobudur dan Kapel Sixtin di Museum Vatikan setelah pertemuan dengan Paus. Kantor saya juga sangat mendukung karena kehadiran Pak JK di Vatikan adalah bagian penting dari upaya membumikan Dokumen Abu Dhabi yang juga merupakan salah satu tugas Dewan Kepausan untuk Dialog antar Umat Beragama, tempat saya bekerja. Apalagi Ketua Komisi Tinggi Dokumen Abu Dhabi dari pihak Katolik adalah Kardinal Petinggi Kantor saya.

Baca Juga:  Mengenal Jalur Gaza, Siapa yang Menguasainya? Inilah yang Perlu Diketahui tentang Hamas

Sekitar setengah jam sebelum Pak JK dan rombongan datang, saya sudah menanti di Pintu belakang Quattro Cancelli yang berhadapan dengan Taman Vatikan, Basilika Santo Petrus dan Istana Kepausan. Sekitar pkl. 11.45 pagi rombongan yang didampingi oleh Ibu Lina bersama Staff KBRI untuk Tahta Suci Vatikan dan pak Danang bersama Staff KBRI untuk Italia, tiba di Quattro Cancelli. Ibu Lina memperkenalkan saya kepada Pak JK. Serta merta Pak JK menyalami saya: Selamat bertemu Romo Markus. Saya kembali menyalami beliau sambil menyebut namanya. Kami semua hanya bisa senyum ria dari balik masker dan bersalaman ala kadarnya, tetapi tidak mengurangi rasa gembira kami sebagai orang Indonesia.

Kesan pertama saya, Pak JK orangnya sangat ramah, terbuka, komunikatip dan mudah bersahabat. Jadi cepat sekali akrab, seperti sudah pernah bertemu berkali-kali. Apalagi kami sama-sama berasal dari Timur Nusantara. Tidak juga dekat sekali, karena Sulawesi dan Flores jauh. Paling kurang logat bicara kami sama-sama kental ketimuran. Itu sudah sesuatu yang mendekatkan kami secara linguistik. Logat bahasa bisa powerful.
Lantas saya jelaskan kepada Pak JK bahwa ada aturan ukur suhu tubuh sebelum pergi lebih jauh dari situ.

Sebenarnya saya sudah klarifikasi hal ini dengan petugas penjaga pintu Quattro Cancelli sebelum kedatangan Pak JK. Tapi ini aturan Vatikan untuk setiap pengunjung tanpa kekecualian. Jadi Pak JK juga harus buat. Ketika menjelaskan ini kepada Pak JK, beliau serta merta mengatakan: Tidak apa-apa Romo. Tadi saya juga sudah ukur suhu sebelum bertemu dengan Paus. Tapi ini kan aturan di sini. Saya merasa legah dan berkata dalam hati: Pak JK ini luarbiasa. Sangat sadar dan patuh aturan. Beliau memberikan contoh yang baik. Sebenarnya ukur suhu tubuh juga tidak repot-repot. Jalan tiga meter ke titik telapak kaki. Berdiri menghadap kamera dua detik. Lalu kata pengukur: Beres.

Baca Juga:  Mengadu Domba di Saat Pandemi Covid

Kami bergerak menuju Taman Borobudur di area Etnologi di lantai bawah Museum Vatikan. Ketika ada jedah sedikit, saya bertanya karena ingin tahu. Pak, bagaimana kesan pertemuan dengan Paus tadi? Spontan beliau menjawab: Bagus dan berkesan sekali. Pikiran-pikiran Paus sangat jelas dan menarik. Saya tidak ingin bertanya lebih lanjut. Apalagi jalan berkelok-kelok dan bertangga banyak. Jawaban itu saja sudah sangat menarik.

Di gerbang area Etnologi kami diterima oleh Padre Mapelli yang bertanggungjawab atas departemen Etnologi. Beliau pernah dua kali ke Indonesia untuk mengurus Taman Borobudur ini. Pak JK merasa senang melihat Stupa Borobudur dan Patung Buddda berukuran besar berdiri di ruang khusus beratap kaca. Di replika Borobudur yang dihadiahkan ke Vatikan sekitar sepuluh tahun lalu kami berdiri sejenak. Pak JK berkomentar: Menarik. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, referensi budaya dan turisme adalah Borobudur, milik agama Buddha. Di India yang mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu, referensi budaya dan turismenya adalah Masjid Raya Taj Mahal. Kami senyum dan mengangguk sepakat. Terus saya menyambung: Luar biasa Pak. Itu artinya orang tidak lupa akan sejarah. Simbol toleransi agama.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!
Kurikulum Merdeka, Nasib Guru Bahasa Jerman di Ujung Tanduk
Menguak Aliran Dana Philip Morris, Pemegang Saham PT HM Sampoerna Tbk ke Israel
Menakar Kans Koalisi Pengusung Anies Baswedan Bubar Kala Demokrat-PDIP Tampil Mesra
Kontroversi dalam Karier Sutradara Film Porno Kelas Bintang, Dari Sinetron ke Film Dewasa
Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja
Ridwan Kamil, Misi Partai Golkar Rebut Jawa Barat dari Gerindra dan PDIP
Menjadi Konten Kreator Tiktok, Rela Alih Profesi demi Fulus
Berita ini 16 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 25 April 2024 - 07:26 WIB

Jadwal Acara TV Indosiar Hari Ini Kamis 25 April 2024, Cek Jam Tayang Magic 5 dan BRI Liga 1 Terbaru

Selasa, 23 April 2024 - 21:17 WIB

Link Nonton Drakor Lovely Runner Episode 6 Eng Sub Pengganti Dramacool, Dailymotion dan Bilibili

Selasa, 23 April 2024 - 17:07 WIB

Lovely Runner Episode 6 Sub Indo Tayang Jam Berapa? Simak Jadwal dan Link Nonton Pengganti BiliBili Dramaqu Drakorindo

Selasa, 23 April 2024 - 14:55 WIB

Nonton Lovely Runner Episode 6 Sub Indo, Drakorindo, Nuna Drama Dramaqu, dan Bilibili Dicari

Selasa, 23 April 2024 - 14:28 WIB

Lovely Runner Episode 6 Tayang Jam Berapa? Cek Link Nonton Sub Indo di Sini!

Selasa, 23 April 2024 - 11:14 WIB

5 Rekomendasi Drakor Noona Romance Bikin Baper, Sudah Nonton?

Selasa, 23 April 2024 - 09:56 WIB

Link Download Drakor Queen of Tears Sub Indo Kualitas HD Episode 1-16

Selasa, 23 April 2024 - 09:29 WIB

Top 10 Drakor Minggu Ini, Queen of Tears dan Lovely Runner Kuasai Peringkat Drakor dan Aktor Terpopuler!

Berita Terbaru