Sebuah artikel di Voxntt menyentil aksi bagi sembako yang dilakukan Bupati Manggarai Deno Kamelus dan istrinya, Yeni Veronica di tengah wabah corona atau Covid-19. Artikel berjudul “Hati-Hati Sembako “Politik” di Tengah Pandemi” ini lantas menyebut bagi sembako tersebut berbau politis lantaran Bupati Deno merupakan calon petahana Pilkada Manggarai 2020.
Bagi sembako yang dimaksud terjadi di Desa Bere, Kecamatan Cibal Barat pada Jumat (15/5) lalu. Penulis juga menyebut Bupati Deno dan Yeni Veronica ditemani sejumlah politisi, anggota DPRD, polisi, TNI, dan tidak peduli dengan Covid-19.
“Bagi saya, sulit membedakan secara emosional Ibu Yeni sebagai DPRD dan istri bupati dalam pembagian sembako di desa Bere tersebut. Pembagian sembako di tengah pandemik Covid-19 dan menjelang pilkada Manggarai mengundang banyak curiga. Salah satunya, Covid-19 dikapitalisasi menjadi suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ini semacam candi politik, politik permen, merayu warga agar mengalihkan pilihan. Politik merayu dengan permen ini seringkali dilakukan para calon incumbent di berbagai daerah menjelang Pilkada. Ini bukan hanya terjadi di Manggarai, tetapi juga terjadi di daerah lain,” kata penulis.
Sumber: Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Manggarai.
Membaca keseluruhan artikel ini, terkesan tendensius dan menihilkan upaya Bupati Deno sebagai pemimpin Manggarai dalam upaya menekan penyebaran pandemi.
Mari kita ke data. Sejak diumumkan pasien positif Covid-19 pertama kali oleh Presiden Jokowi pada Maret lalu, hingga hari ini, Minggu (24/5), jumlah kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 22.271. Dari total akumulasi tersebut, sebanyak 1.372 pasien meninggal dunia. Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 5.402 orang.
Selain memakan korban, pandemi telah memberikan dampak signifikan kepada seluruh masyarakat, mulai dari pengusaha, pegawai, pekerja pabrik, sopir taksi, sopir bus, sopir truk, kernet, pengemudi ojek, petugas parkir, para pengrajin, pedagang kecil, hingga pelaku usaha mikro.
Oleh sebab itu, pemerintah berkomitmen untuk memberikan perhatian besar dan memberikan prioritas utama untuk menjaga pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dan meningkatkan daya beli masyarakat di lapisan bawah.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah pusat dalam menekan penyebaran pandemi ini. Di antaranya ialah Program Keluarga Harapan (PKH), yang diberikan kepada 10 juta keluarga penerima, jumlahnya total anggarannya adalah Rp37,4 triliun. Kemudian yang berkaitan dengan Kartu Sembako diberikan kepada 20 juta penerima, per orang diberikan Rp200 ribu per bulannya dan totalnya adalah Rp43,6 triliun.
Lalu bagaimana di Manggarai? Sesuai petunjuk penanganan Covid-19 dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, berbagai upaya telah dilakukan Bupati Deno dan Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Kabupaten Manggarai.
Pada dasarnya, percepatan penanganan pencegahan covid 19 baik nasional fokusnya 3 hal yakni penangan kesehatan, menangani dampak ekonomi dan social safety net. Nah, ketiga aspek ini sama sekali tidak disinggung dalam artikel di Voxntt tersebut, dan terkesan tendensius ke politik.
Berdasarkan data terakhir, pasien positif Covid-19 stagnan atau landai, yakni sebanyak 1 orang. Pasien tersebut kini sedang diisolasi dan dijaga secara ketat di Gedung Wisma Atlet Golo Dukal.
Pasien dalam pengawasan (PDP) juga landai sejak pandemi covid. Total keseluruhan pasien dalam pengawasan (PDP) hingga Jumat (22/5) pada pukul 20.00 WITA sebanyak 3 orang. Rinciannya, 2 sembuh dan 1 meninggal dunia.
Jumlah pelaku perjalanan yang datang dari daerah terpapar Covid-19 secara keseluruhan hingga, Jumat (22/5) pada pukul 20.00 WITA sebayak 4.101 orang dan semuanya sudah selesai masa isolasi.
Halaman : 1 2 Selanjutnya