Survei itu mendefenisikan pemilih muda adalah mereka yang terdiri dari kelompok pemilih generasi Z dan generasi milenial (24-39 tahun). Kelompok itu dirumuskan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Arya mengatakan, perubahan lanskap politik ke depan akan didorong oleh tipikal pemilih muda yang dinamis, adaptif dan responsif, terutama pergeseran minat mereka pada isu-isu politik dan karakteristik kepemimpinan nasional.
Arya mengakui memang saat ini belum ada kepastian siapa yang akan mendapatkan tiket pencalonan. Sejumlah nama memang muncul di permukaan publik, seperti Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Ridwan, Puan Maharani, Sandiaga Uno hingga Airlangga Hartarto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari tujuh nama itu, Ganjar Pranowo yang merupakan Gubernur Jawa Tengah memiliki elektabilitas paling tinggi, yakni 26,9 persen disusul Prabowo dengan elektabilitas mencapai 20,1 persen. Adapun Puan Maharani memiliki elektabilitas paling rendah, yakni 1,1 persen.
Arya mengakui meskipun level kompetisi antarcalon populer masih kompetitif dan dinamis, situasi politik yang kompetitif membuat saat ini masih sulit diprediksi siapa yang akan memenangi Pemilu 2024.
“Namun, kami melihat anak muda diperkirakan akan menjadi segmen pemilih penting yang akan memengaruhi hasil pemilu nantinya,” tukas Arya.
Dari sisi politik, kata dia, petahana Presiden Joko Widodo yang sudah menjabat selama dua periode tidak bisa lagi mencalonkan diri, sehingga membuat level kompetisi antarcalon presiden akan ketat.
“Kompetisi antarpartai diprediksi masih dinamis, meskipun sudah terbentuk stabilitas suara partai pada tingkat pemilih,” kata Arya.
Halaman : 1 2