“Nanti kalau memang sampai bulan ini, sampai jamnya kami bajak sawah nanti tidak ada air, tidak ada aliran air kami tutup ini jalan,” ungkap dia.
“Kalau tidak tutup jalan, pihak pemerintah mulai dari bupatim (atau) siapa saja yang bertanggung jawab,” imbuh dia.
Lasarus mengatakan, air yang mengalir ke persawahan milik petani di Sernaru bersumber dari mata air Raba. Dari sana, air dibagikan ke tiga drainase. Namun, drainase tersebut ditutup untuk pembangunan jalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apalagi, kata dia, air sempat meluap beberapa waktu lalu saat hujan deras. Ia kwatir ke depannya akan terjadi hal serupa jika tidak dibuat drainase. Lasa juga mengaku kesal dengan adanya tumpukan tanah yang tertimbun di areaal persawaha mereka.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya