Sejumlah petani mengeluhkan pengerjaan proyek rekonstruksi/peningkatan ruas jalan dalam kota Labuan Bajo. Hal itu tak lain karena pengerjaan proyek menghambat aliran air dari irigasi ke sawah milik petani.
Kejadian itu dialami sejumlah petani di Sernaru, Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Petani mengaku bisa saja gagal tanam apabila askses air irigasi ke sawah terus tersumbat oleh pengerjaan proyek.
“Kalau dilihat dari kondisi kerja ini kan, tidak menutup kemungkinan kami tidak bisa membajak sawah kali ini, tidak bisa mengetam lagi,” ujar Lasarus Ondok, Rabu, 31 Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut pengakuan Lasarus, saat sosialisasi beberapa waktu lalu, pihak PT Sentral Multikon Indi berjanji jika proyek dimulai dari pengerjaan drainase. Faktanya, kata dia, kontraktor justru mulai mengerjakan jalan raya.
“Nanti kalau memang sampai bulan ini, sampai jamnya kami bajak sawah nanti tidak ada air, tidak ada aliran air kami tutup ini jalan,” ungkap dia.
“Kalau tidak tutup jalan, pihak pemerintah mulai dari bupatim (atau) siapa saja yang bertanggung jawab,” imbuh dia.
Lasarus mengatakan, air yang mengalir ke persawahan milik petani di Sernaru bersumber dari mata air Raba. Dari sana, air dibagikan ke tiga drainase. Namun, drainase tersebut ditutup untuk pembangunan jalan.
Halaman : 1 2 Selanjutnya