Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam meminta Airlangga Hartarto segera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua umum.

Permintaan itu disampaikan Ridwan menyusul Airlangga yang merupakan Menteri Koordinator bidang Perekonomian diperiksa selama 12 jam sebagai saksi kasus korupsi izin ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) pada Senin (24/7).

Ridwan menampik jika pemeriksaan Airlangga berkaitan dengan sinyal Partai Golkar mendukung Anies Baswedan, capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

“Enggak ada itu. Saya sekarang minta Pak Airlangga mengundurkan diri dari Ketum Partai Golkar,” kata Ridwan saat dihubungi wartawan, Rabu (26/7).

Ridwan mengatakan permintaan mengundurkan diri itu agar bisa menyelamatkan Partai Golkar. Menurut Ridwan, meskipun Airlangga masih berstatus saksi, tetapi dinilai telah mencoreng nama baik Golkar.

“Untuk menyelamatkan Partai golkar. Dia diperiksa 12 jam , ini hancur Golkar ini. Rakyat anti dengan poltisi korupsi. Meskipun ada namanya asas praduga tidak bersalah,” tutur Ridwan.

Ridwan menampik permintaan pengunduran diri itu lantaran elektabilitas Partai Golkar oleh sejumlah lembaga survei merosot mencapai satu digit.

Menurut dia, ihwal elektabilitas partai sejatinya masih bisa diperbaiki dalam waktu enam bulan ke depan ini.

“Kalau itu masih bisa kita perbaiki dalam waktu enam bulan,” pungkas Ridwan Hisjam.