Jaap Kuns, etnomusikog terkenal Belanda pernah mampir di Flores dan merekam musik musik di sana pada tahun 1930. Dia mengutarakan bahwa meskipum dia datang dengan harapan tinggi ke pulau itu, tetap saja ia terkagum kagum melihat kenyataan musikal yang dijumpai di sana baik berupa alat musik maupun ragam nyanyian masyarakat yang unik.
Ketika ia mengikuti sebuah festival di Yugoslavia, ia langsung teringat Flores karena apa yang didengarnya sama dengan yang didengarnya di Flores Timur. Ia menyimpulkan bahwa pelaut pelaut Portugis mempunyai banyak crew kapal dari Eropa Timur yang lebih murah bayarannnya.
Di Flores, tentu dalam jangka waktu lama telah terjadi pertemuan budaya yang cukup intens.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di samping harmonisasi yang banyak menggunakan paralel tertz, orang Flores banyak juga menyajikan polifoni, onomatope instrumen musik dalam warna warna lagu dengan penyajian call and respond. Bernyanyi koral merupakan suguhan umum di Flores.
Di enklaf Tanjung Bunga mereka mempunyai cara bernyanyi dua bagian dengan harmoni yang rapat seakan akan kedengaran disonan.
Flores menyimpan banyak irama yang khas semisal dolo-dolo, bladu bladat, gawi, jai, mbata , ndundu ndake.
Dalam festival ini selain indegenous music, musik neotradisi turut ditampilkan.
Halaman : 1 2