Labuan Bajo, Tajukflores.com – Hasanudin, seorang politisi muda dari Partai Perindo, berhasil lolos ke DPRD Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) tahun 2024. Dapil ini meliputi Kecamatan Komodo, Boleng, Mbeliling, dan Sano Nggoang.
Hasanudin, yang akrab disapa Hasan, memperoleh total 822 suara, mengungguli caleg Perindo lainnya.
Perjalanan Politik
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelum terjun ke dunia politik, Hasan aktif dalam berbagai gerakan sosial dan organisasi kemahasiswaan. Ia merupakan alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Satria Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Berbagai jabatan ketua organisasi di tingkat kampus, daerah, dan nasional diembannya. Tercatat, Hasan pernah memimpin Himpunan Mahasiswa Manggarai Barat (HIMAB) Makassar pada periode 2009-2010.
Setelah lulus, Hasan memilih kembali ke kampung halamannya di Golo Mori dan menjadi seorang aktivis. Terakhir, Hasan menjabat sebagai Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Manggarai Barat periode 2022-2025.
Selama menjabat sebagai ketua KNPI Mabar, Hasan dikenal sebagai aktivis yang vokal dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat. Salah satu gerakannya yang menonjol adalah penolakan terhadap kenaikan Nilai Jual objek Pajak (NJOP) di sejumlah tanah rakyat di wilayah Kecamatan Komodo. Gerakan ini berhasil menarik perhatian publik dan pemerintah Manggarai Barat.
Ia juga aktif dalam mengawal pembangunan infrastruktur Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Golo Mori dan mengkritisi perubahan nama Golo Mori menjadi Tana Mori tanpa persetujuan masyarakat adat setempat.
Selain itu, dengan dedikasinya yang luar biasa selama ini sebagai salah satu aktivis sosial terus mengontrol kebijakan pemerintah terutama pembangunan KEK Golo Mori.
Tak hanya mengkawal pembanguan infrastruktur KEK Golo Mori, sebelum pelaksanaan ASEAN Summit pada Mei 2023 yang dihadiri sejumlah kepala negara di Labuan Bajo, Hasan juga mengkritisi terkait perubahan nama Golo Mori menjadi Tana Mori.
Pada saat itu muncul narasi dari pemerintah pusat bahwa tempat itu namanya Tanah Mori. Masyarakat setempat menolak pergantian nama Golo Mori ke Tanah Mori.
Hasanuddin, yang juga tokoh pemuda masyarakat Golo Mori kala itu mengecam keras pihak yang mengganti nama Golo Mori menjadi Tanah Mori tanpa meminta persetujuan masyarakat adat setempat.
Penulis : Fons Abun
Editor : MG
Halaman : 1 2 Selanjutnya