Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang kental akan toleransi, bahkan Biksu Wawan menceritakan bahwa teman biksu dari negara lain menanyakan kebenaran tentang hal tersebut.
“Kemarin sempat dapat telepon dari Inggris, dari Jepang maupun dari yang lain, sempat tanya apa benar Thudong ini di Indonesia? Saya bilang iya. Apakah benar yang mengawal umat muslim? Saya bilang iya. Apa benar pemberi dana yang banyak ini orang-orang muslim? Saya bilang iya,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ribuan masyarakat Ambrawa, Semarang, Jawa Tengah menyambut biksu yang jalan kaki mengikuti ritual Tudong dari Thailand. Foto: Beritasatu.com
Menurutnya akan ada perjalanan Thudong lagi di Indonesia oleh biksu luar negeri karena sambutan para masyarakat akan toleransi beragama sangat tinggi.
“Mudah-mudahan beberapa tahun ke depan saya akan mengajak para Bhikkhu untuk datang ke Indonesia,” katanya.
Melihat antusiasme masyarakat, lanjutnya, banyak biksu atau bhante yang terharu melihat toleransi yang ada di Indonesia.
Sementara itu, Penanggung jawab Thudong Internasional, Prabu Diaz mengatakan hingga saat ini Ambarawa menjadi daerah sambutan biksu Thudong yang paling meriah.
“Saya sampai menangis tidak menyangka bisa seperti ini bahkan jarak 300 meter dari Klenteng tadi, kami terlambat hingga satu jam,” kata Prabu Diaz.
Menurutnya perjalanan Thudong dari Thailand hingga Singapore tidak ada sambutan atau masyarakat yang melihat perjalanan Thudong ini.
“Secara jujur Thudong di Thailand merupakan hal biasa, di Malaysia hanya disambut oleh umat saja bukan masyarakat biasa, di Singapura tidak ada apapun dan masuk Indonesia masyarakat berbeda dengan negara lain,” jelasnya.
Halaman : 1 2