Warga desa yang terdampak banjir bandang di Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan penanganan bencana oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Lembata yang sangat lamban.

Menurut warga, sejauh ini warga desa belum mendapatkan bantuan dan terpaksa mengungsi ke kebun.

“Pemda (lembata) lamban, warga ngungsi sendiri. Ngungsi terbayak di kebun. Belum ada bantuan pemda,” kata seorang warga yang enggan menyebutkan namanya kepada Tajukflores.com, Selasa (6/4).

Selain mengeluhkan penanganan warga yang mengungsi, warga tersebut mengaku upaya pencarian korban di desanya dan beberapa desa tetangga terpaksa menggunakan alat seadanya. Kondisi tersebut terjadi di Desa Jontona, Desa Lamawolo, Desa Waimata, Desa Lamawara, Desa Amakaka, Desa Tanjung Batu dan Desa Waowala.

“Warga sendiri cari mayat pakai tangan dan kayu,” ujarnya.

https://www.tajukflores.com/xms/images/posts/1/2021/2021-04-06/db8d2410934a451031f364f69d933985_1.jpeg

Warga terdampak banjir bandang di Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT mengungsi ke kebun. Foto: Tajukflores.com/Ist

Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday mengatakan korban meninggal yang sudah ditemukan berjumlah 19 orang dan puluhan lainnya masih dalam pencarian.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo mengatakan, ada 11 daerah di NTT yang terdampak yaitu kota Kupang, kabupaten Flores Timur, kabupaten Malaka Tengah, kabupaten Lembata, kabupaten Ngada, kabupaten Alor, kabupaten Sumba Timur, kabupaten Rote Ndao, kabupaten Sabu Raijua, kabupaten Timor Tengah Selatan dan kabupaten Ende. Sedangkan di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ada kabupaten Bima yang terkena dampaknya.

“Untuk data korban masih fluktuatif, ini data yang dihimpun dari pemerintah daerah kabupaten dan provinsi dan juga dari Polri sehingga kemungkinan ada perubahan setiap waktu. Untuk sementara korban jiwa yang meninggal sekitar 81 orang tapi data akan berubah setiap jam dan yang masih dalam pencarian 103 orang,” ujar Doni dalam konferensi pers secara virtual bersama dengan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur., Selasa (6/4).

Menurut Doni, dua kabupaten terparah akibat bencana adalah pulau Adonara yang masuk di kabupaten Flores Timur dan kabupaten Lembata.

“Masih ada sejumlah korban hilang dan belum ditemukan, sementara yang rusak berat baik dari Alor, kemudian Lembata dan Adonara total jumlahnya mendekati 500 unit. Barusan pak bupati mengatakan di Lembata rumah yang rusak berat di Lembata berjumlah 224 unit, rusak sedang 15 unit, rusak ringan 75 unit,” ungkap Doni.