Pasca menyusutnya debit air di salah satu satu kawah Danau Kelimutu, Kabupaten Ende, pemerintah provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT), meminta intervensi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Menurut juru bicara pemprov Marius Ardu Jelamu, intervensi yang dimaksud yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bisa segera berkoordinasi dengan para ahli geologi dan vulkanologi, untuk melakukan riset ilmiah guna mencari tahu penyebab menyusutnya air Danau Kelimutu.
“Kita melihat, turunnya air lima meter itu cukup besar dan memang harus ada penjelasan ilmiah, karena itu kita harapkan intervensi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk melakukan riset,” kata Marius dalam keterangannya, Sabtu (12/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Marius pun meminta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bisa memfasilitasi para ahli tersebut, agar riset bisa segera dilakukan.
“Pemerintah NTT tentu saja mengharapkan intervensi dari ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Karena Kelimutu adalah salah satu destinasi wisata alam yang sudah sangat terkenal dan menjadi branding Provinsi NTT,” jelasnya.
Ia melanjutkan, Danau Kelimutu merupakan destinasi wisata yang sering dikunjungi wisawatan nusantara maupun mancanegara, terutama sebelum pandemi Covid-19.
Kehadiran para wisatawan di Danau Kelimutu, menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat yang bermukim di sekitar danau, termasuk juga Pemerintah Kabupaten Ende.
Bukan hanya bagi masyarakat setempat, namun pendapatan negara bukan pajak dihasilkan juga oleh balai Taman Nasional Kelimutu, yang menjadi pengelola danau tersebut. Marius menyebut, sebelum pandemi Covid-19, pendapatan negara bukan pajak Rp 3 miliar lebih.
Halaman : 1 2 Selanjutnya