Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang menyebut partai politik cenderung mengusung calon petahana dalam pilkada, karena memiliki nilai plus secara politik dan lebih berpeluang menang.
“Majunya petahana pada pilkada secara regulatif dimungkinkan karena ada ruang mencalonkan diri pada periode kedua. Sebagai petahana tentu mereka memiliki nilai plus secara politis sehingga selalu menjadi incaran parpol,” kata Ahmad Atang di Kupang, Selasa, (1/9).
Pada tahun 2020, sebanyak sembilan daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menggelar pilkada serentak yakni Kabupaten Ngada, Manggarai, dan Manggarai Barat.
Selain Malaka, Belu, Timor Tengah Utara (TTU), Sumba Timur, Sumba Barat, dan Sabu Raijua. Dari sembilan kabupaten yang menggelar pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang di NTT, hampir pasti didominasi oleh calon petahana.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa calon petahana memiliki sumberdaya politik, finansial, popularitas dan modal sosial telah dimilikinya,” katanya.
Kenyataan ini membuat partai politik cenderung merapat untuk mengusung calon petahana dibandingkan calon lain. Sementara tren borong partai justru dilakukan oleh calon petahana.
Meski demikian, majunya calon petahana sebagai gambaran bahwa fenomena kekuasaan selalu menggiurkan bagi setiap orang apalagi bagi mereka yang pernah menikmatinya.
Karena itu segala upaya akan dilakukan untuk meraihnya, dan maka calon petahana akan mengeksploitasi apa yang pernah diperbuat selama menjabat untuk mendapatkan dukungan publik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Halaman : 1 2 Selanjutnya