Politik Miskin Apresiasi

Selasa, 17 Oktober 2023 - 19:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Alfred Tuname, penulis dan esais

Alfred Tuname, penulis dan esais

Baru-baru ini, Kabupaten Manggarai mendapat apresiasi oleh KemenDes PDTT Republik Indonesia. Kabupaten Manggarai dinilai berhasil keluar dari predikat Kabupaten Tertinggal berdasarkan Surat Keputusan Menteri Nomor 79/2019.

Dengan SK tersebut pemerintah Kabupaten Manggarai semakin siap menatap masa depan pembangunan yang lebih baik. Tetapi, predikat itu menjadi semacam ancaman bagi segelintir politisi.

Persisnya, predikat tak lagi sebagai “Kabupaten Tertinggal” membuat beberapa politisi Manggarai tidak nyaman secara politik. Seperti sedang kebakaran jenggot. Bahkan, saking tidak percayanya, ada politisi yang secara gamblang meminta pemerintah Kabupaten Manggarai untuk mengklarifikasi soal predikat itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bukan itu saja, ada yang masih nostalgis dengan periode pemerintahan yang sudah kedaluwarsa. Itulah politisi kita, miskin apresiasi tetapi kaya cibiran dan kritikan. Mungkin Pilkada sudah dekat.

Cibiran dan kritik adalah momentum oposisi. Itu tanda bahwa ada usaha merebut kekuasaan. Logika politiknya, kesuksesan pembangunan dinilai sebagai ancaman politik. Mengapresiasi kerja pemerintah berarti mengakui keunggulan “calon” lawan politik.   
 

Baca Juga:  Bupati Sikka Diminta Klarifikasi Hubungannya dengan PT YKI

Psikologi Politik

Dalam kamus Merriam-Webster, apresiasi didefinisikan sebagai pertama, “a feeling of great approval and liking”. Kedua, acknowledgment of having received something good from another”.

Singkatnya, apresiasi itu bersinggungan dengan pengakuan (recognition). 
Seseorang yang mengaku dirinya hebat, akan susah mengapresiasi orang lain. Seseorang yang merasa diri berpengaruh, akan susah mengakui kelebihan orang lain.

Dalam psikologi, orang itu disebut mengidap sakit mental megalomania. 
Dalam dunia politik, figur-figur politik (politisi) sakit mental seperti itu banyak dijumpai. Deteksinya mudah. Megalomania ada pada politisi yang pre-power syndrome dan post-power syndrome. Pre-power syndrome adalah seseorang yang merasa berkuasa meskipun belum berkuasa. Post-power syndrome adalah seseorang yang masih merasa berkuasa meskipun sudah pensiun dari kekuasaan. 

Politisi yang pre-power syndrome adalah mereka yang kalah dalam kontestasi politik. Mereka tidak pernah menang dalam politik pemilihan (Pilkada/Pemilu). Uniknya, mereka masih merasa hebat dan serba benar dalam politik. Politisi ini akan mengambil posisi oposisi kepada pemerintah. Yang dibuat hanyalah kritik.

Baca Juga:  Memahami Visi Indonesia, PR Presiden Jokowi 2019-2024

Apa pun yang dilakukan pemerintah akan dikritik dan dinilai kerliru. Tujuannya cuma satu, melemahkan legitimasi politik pemimpin politik (:pemerintah). Dikatakan demikian, karena tak pernah akan ada apresiasi dari kelompok politisi pre-power syndrome. 

Tidak jauh berbeda dengan itu, politisi post-power syndrome juga demikian. Nyaris pemerintah tidak ada yang benar di lensa politik politisi ini. Ia selalu membandingkan kebijakan politik-nya yang dulu dengan pemerintah sekarang. Jika kebijakan pemerintah saat ini berhasil, ia pasti mengklaim itu bagian dari keberhasilannya yang dulu. Atau, keberhasilan pemerintah saat ini bukanlah keberhasilan yang genuine, karena itu sudah dirasakan dalam pemerintahannya yang dulu. Begitulah klaimnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!
Kurikulum Merdeka, Nasib Guru Bahasa Jerman di Ujung Tanduk
Menguak Aliran Dana Philip Morris, Pemegang Saham PT HM Sampoerna Tbk ke Israel
Menakar Kans Koalisi Pengusung Anies Baswedan Bubar Kala Demokrat-PDIP Tampil Mesra
Kontroversi dalam Karier Sutradara Film Porno Kelas Bintang, Dari Sinetron ke Film Dewasa
Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja
Ridwan Kamil, Misi Partai Golkar Rebut Jawa Barat dari Gerindra dan PDIP
Menjadi Konten Kreator Tiktok, Rela Alih Profesi demi Fulus
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 29 April 2024 - 20:45 WIB

Bantah Pernyataan Kemenkes soal Alasan Pemecatan Ratusan Nakes non-ASN, Kadinkes Manggarai: Saya Tidak Menyampaikan Alasan Pemecatan

Senin, 29 April 2024 - 15:28 WIB

Isi Percakapan WhatsApp Romo Agustinus Iwanti dan Mama Sindi, Ngambek Dijawab Singkat saat Minta Makan Malam di Rumah

Senin, 29 April 2024 - 15:10 WIB

Klarifikasi Bapa Sindi, Curiga Lihat Mama Sindi Mengendap Masuk Kamar Romo Agustinus Iwanti

Senin, 29 April 2024 - 14:31 WIB

Romo Agustinus Iwanti Menangis dan Memohon Ampun kepada Bapa Sindi Usai Kepergok Tidur Bareng Mama Sindi

Senin, 29 April 2024 - 14:04 WIB

Klarifikasi Bapa Sindi: Syok dan Menangis Pergoki Romo Agustinus Iwanti dan Mama Sindi Tidur Bareng dalam Selimut!

Minggu, 28 April 2024 - 14:04 WIB

7 Fakta Kasus Romo Agustinus Iwanti, Berhubungan dekat hingga Diisukan Selingkuh dengan Mama Sindi

Jumat, 26 April 2024 - 21:30 WIB

Penjelasan Lengkap Beserta Kronologi Kejadian Pastor Paroki Kisol yang Diberitakan Bersama dengan Istri Orang dalam Kamar

Jumat, 26 April 2024 - 20:47 WIB

Berhubungan Baik sejak 2022, Pastor Paroki Kisol Anggap Suami dan Wanita yang Diberitakan Bersamanya sebagai Keluarga

Berita Terbaru