Tajukflores.com – Sinterklas, atau yang lebih dikenal sebagai Santa Claus dalam budaya Barat, adalah salah satu ikon utama yang terkait erat dengan perayaan Natal. Artikel ini membahas sejarah Sinterklas, asal-usul hingga menjadi ikon Natal global.
Sosok Sinterklas biasanya digambarkan sebagai seorang kakek berjubah merah dengan janggut putih, sering kali membawa kantong hadiah yang dipenuhi dengan hadiah untuk anak-anak yang berperilaku baik sepanjang tahun.
Sejarah dan perkembangan Sinterklas sebagai ikon Natal memiliki akar yang dalam dan beragam dari berbagai budaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Asal-usul Sinterklas
Sejarah Sinterklas berasal dari tradisi Santo Nikolas, seorang uskup abad ke-4 yang hidup di wilayah yang sekarang merupakan bagian dari Turki. Santo Nikolas dikenal karena kemurahan hatinya, terutama dalam memberikan hadiah kepada yang membutuhkan.
Santo Nikolas lahir di Patara, sebuah kota di Asia Kecil (wilayah yang kini dikenal sebagai Turki) pada abad ketiga. Anak tunggal dari pasangan kaya-raya, Epifanius dan Joan, Nicholas sudah menunjukkan minat pada urusan keagamaan sejak usia muda.
Kecintaannya pada agama termanifestasi dalam ajaran puasa yang dilakukan sejak berumur 5 tahun, yakni pada setiap hari Rabu dan Jumat.
Setelah kedua orang tuanya meninggal karena wabah penyakit, Nikolas mewariskan seluruh harta warisan untuk karya amal, terutama membantu fakir miskin. Ia kemudian tinggal bersama pamannya, seorang uskup di kota Patara, yang mendidik dan mempersiapkannya untuk menjadi seorang imam.
Setelah penahbisan sebagai imam, Nikolas melakukan perjalanan ke Tanah Suci Yerusalem. Kembali dari perjalanan ini, ia terpilih menjadi uskup kota Myra, ibu kota Provinsi Lycia.
Sebagai seorang uskup, Nicholas dikenal sebagai sosok saleh, berjiwa lugu, dan penuh dengan semangat. Ia menjadi pahlawan bagi orang miskin dan melindungi yang tertindas. Tak hanya itu, reputasinya semakin terkenal karena berbagai mujizat yang diyakini dilakukannya.
Salah satu kisah terkenal yang menegaskan kemurahan hati Santo Nikolas adalah saat ia menyelamatkan tiga orang gadis. Seorang penduduk Patara yang merugi dan terjerat hutang besar tidak mampu membayar mahar untuk tiga putrinya, sehingga mengancam untuk menjual mereka ke tempat pelacuran.
Mendengar hal ini, Nikolas diam-diam melemparkan tiga kantong emas ke dalam rumah keluarga tersebut pada suatu malam. Kantong-kantong tersebut digunakan oleh ayah gadis-gadis itu untuk membayar hutangnya, sehingga menyelamatkan mereka dari nasib yang tragis.
Penulis : Rini Kurniati
Editor : Edeline Wulan
Halaman : 1 2 Selanjutnya