Waspada Gelombang Berita Bohong Jelang Pilpres 2019

Jumat, 1 November 2019 - 10:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ada juga berita bohong soal penyerangan tokoh agama yang dikaitkan dengan kebangkitan partai terlarang PKI. Pada awal 2018 terjadi kasus pemukulan terhadap seorang kyai atau tokoh agama. Setelah tertangkap pelakunya ternyata adalah orang gila. Beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab menarasikan kejadian tersebut sebagai tanda-tanda kebangkitan PKI. Isu itu menimbulkan keresahan masyarakat.

Hoaks terbaru adalah kabar bohong terkait 7 kontainer surat suara tercoblos yang masuk melalui pelabuhan Tanjung Priok. Ketua KPU Arief Budiman memastikan itu adalah berita bohong.

“Kami memastikan berdasarkan keterangan pihak bea cukai, tidak ada berita tentang tujuh kontainer tersebut. Itu tidak benar,” kata Arief usai melakukan pengecekan langsung ke kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu tengah malam (2/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebelumnya, Kominfo menemukan 62 hoaks lain seputar Pemilu dan Pemilihan Presiden (Pilpres) selain hoaks soal 7 kontainer surat suara yang tercoblos. Konten-konten seperti ini diprediksi akan terus beredar hingga April saat hari pencoblosan.

Baca Juga:  Kartini Pagi Ini

Hingga kini belum ada cara efektif bagaimana meng-counter atau memerangi berita bohong. Yang perlu dilakukan adalah terus mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya hoaks. Peran media massa pun penting. Sebuah iklan ‘perang melawan fake news’ yang cukup menarik dirilis CNN pada Oktober 2017 lalu. Pesannya sederhana saja, seperti berikut:

This is an apple. Some people might try to tell you that it`s a banana. They might scream, `Banana, banana, banana` over and over and over again. They might put banana in all caps. You might even start to believe it`s a banana, but it`s not. This is an apple. (Ini adalah sebuah apel. Sebagian orang akan mencoba meyakinkanmu itu adalah pisang. Mereka bahkan akan berteriak, “Pisang, pisang, pisang” secara berulang ulang. Mereka akan terus mengatakannya. Hingga akhirnya Anda akan mulai percaya bahwa itu adalah pisang. Tapi bukan. Ini adalah apel.

Baca Juga:  Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!

Atau mulailah dengan diri sendiri dengan cara tidak mudah menyebarkan hoaks. Shafiq Pontoh dari Masyrakat Anti Fitnah Indonesia (Marindo) mengatakan, kita harus tabayyun dan menahan jempol, sehingga tidak mudah terpengaruh untuk langsung membagikan ke yang lain. Terlebih informasi yang diterima ini sumbernya tidak jelas dari mana. “Tabayun. Tahan jempol, jangan dikit-dikit share (bagikan),” katanya di akhir Desember lalu.

Untuk menangkap peredaran hoaks, Shafiq menyebutkan bahwa harus ada upaya bersama-sama melakukan digital siskamling. “Kenapa lakukan itu? Hoaks itu seperti virus. Hoaks itu suka muncul lagi, muncul lagi.”

Hoaks semakin banyak saja beredar di tengah kita terutama yang bernuansa politik. Kita tak boleh membiarkannya berseliweran, apalagi yang bertujuan memecah-belah bangsa.

*Rin Hindryati adalah redaktur di Law-justice.co

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!
Kurikulum Merdeka, Nasib Guru Bahasa Jerman di Ujung Tanduk
Menguak Aliran Dana Philip Morris, Pemegang Saham PT HM Sampoerna Tbk ke Israel
Menakar Kans Koalisi Pengusung Anies Baswedan Bubar Kala Demokrat-PDIP Tampil Mesra
Kontroversi dalam Karier Sutradara Film Porno Kelas Bintang, Dari Sinetron ke Film Dewasa
Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja
Ridwan Kamil, Misi Partai Golkar Rebut Jawa Barat dari Gerindra dan PDIP
Menjadi Konten Kreator Tiktok, Rela Alih Profesi demi Fulus
Berita ini 16 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 29 April 2024 - 20:45 WIB

Bantah Pernyataan Kemenkes soal Alasan Pemecatan Ratusan Nakes non-ASN, Kadinkes Manggarai: Saya Tidak Menyampaikan Alasan Pemecatan

Senin, 29 April 2024 - 15:28 WIB

Isi Percakapan WhatsApp Romo Agustinus Iwanti dan Mama Sindi, Ngambek Dijawab Singkat saat Minta Makan Malam di Rumah

Senin, 29 April 2024 - 15:10 WIB

Klarifikasi Bapa Sindi, Curiga Lihat Mama Sindi Mengendap Masuk Kamar Romo Agustinus Iwanti

Senin, 29 April 2024 - 14:31 WIB

Romo Agustinus Iwanti Menangis dan Memohon Ampun kepada Bapa Sindi Usai Kepergok Tidur Bareng Mama Sindi

Senin, 29 April 2024 - 14:04 WIB

Klarifikasi Bapa Sindi: Syok dan Menangis Pergoki Romo Agustinus Iwanti dan Mama Sindi Tidur Bareng dalam Selimut!

Minggu, 28 April 2024 - 14:04 WIB

7 Fakta Kasus Romo Agustinus Iwanti, Berhubungan dekat hingga Diisukan Selingkuh dengan Mama Sindi

Jumat, 26 April 2024 - 21:30 WIB

Penjelasan Lengkap Beserta Kronologi Kejadian Pastor Paroki Kisol yang Diberitakan Bersama dengan Istri Orang dalam Kamar

Jumat, 26 April 2024 - 20:47 WIB

Berhubungan Baik sejak 2022, Pastor Paroki Kisol Anggap Suami dan Wanita yang Diberitakan Bersamanya sebagai Keluarga

Berita Terbaru