Pariwisata menjadi kesempatan emas Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk meraih investasi dalam jumlah besar. Diperlukan reformasi birokrasi, terutama menyangkut perizinan, agar investasi mengalir deras.
“Potensi pariwisata ini menjadi kesempatan emas, bagaimana investasi itu bisa masuk secara masif di NTT,” kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja di Kupang, NTT, Sabtu (11/1), dikutip dari Antara.
Menurutnya, NTT merupakan daerah tujuan wisata dengan potensi pariwisata yang melimpah di setiap daerah sehingga peluang investasi sangat terbuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jumlah kunjungan wisatawan juga meningkat. BPS NTT dalam publikasi NTT Dalam Angka 2019 menyebutkan jumlah orang yang melancong ke provinsi itu mencapai 1.239.432 orang pada 2018. Rinciannya, 128.241 wisatawan mancanegara (wisman) dan 1.111.191 wisataman nusantara. Total kunjungan wisatawan tumbuh 3,9% dibandingkan kunjungan pada 2017 sebanyak 1.192.442 wisatawan.
Berdasarkan perhitungan BI, lanjut Ariawan, diperlukan kehadiran investasi dengan nilai mencapai Rp37,18 triliun untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen.
Dia menambahkan pertumbuhan ekonomi di provinsi berbasiskan kepulauan itu sejauh ini ditopang konsumsi rumah tangga dan pengeluaran atau belanja pemerintah, serta investasi.
Karakteristik pertumbuhan ini, lanjut dia, masih belum mencerminkan kondisi yang ideal karena investasi masih berada pada urutan akhir.
Halaman : 1 2 Selanjutnya