Kisah Save Dagun 30 Tahun Menulis Kamus dan Ensiklopedia: Penuh Onak dan Duri

Selasa, 17 Oktober 2023 - 19:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Save Dagun sudah menulis 7 kamus dan 36 ensiklopedia dalam waktu kurang lebih 30 tahun terakhir. Karya-karya intelektual yang sangat berharga dan menjadi rujukan ini, dia kerjakan dengan dukungan yang minim dari pemerintah atau lembaga-lembaga pendidikan. Benar-benar berjuang seorang diri, tanpa ada yang mensponsori dari sisi finansial.

“Benar-benar flying alone,” kata Save Dagun.

Menjadi penulis kamus dan ensiklopedia, menurut Save Dagun, merupakan “jalur yang penuh onak dan duri, mental harus kuat, ibarat kita mengangkat batu dari kaki bukit ke puncak gunung dan berat pikulan lebih berat dari kita”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Save Dagun lahir di Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia menempuh pendidikan SMP dan SMA Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur. Setelah dua tahun mengenyam pendidikan di SMA Seminari Kisol, ia melanjutkan pendidikan menengahnya di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Setia Bakti, Ruteng.

Tahun 1981 higga 1982, ia sempat menjadi guru di SMP Ranggu, Manggarai Barat. Lalu, kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Atma Jaya Jakarta pada 1982-1987.

Selain pernah bekerja di koran Jayakarta sebagai penerjemah berita kantor berita asing, Save juga pernah bekerja di LSM masyarakat adat dan pernah menjadi utusan khusus perwakilan adat dalam Kongres Dunia di Durban, Afrika Selatan pada tahun 2001.

Bagaimana ia bisa `tersesat` di jalan sunyi sebagai penulis kamus dan ensiklopedia? Menurutnya, semuanya berawal dari kekagumannya akan kamus bahasa Inggris Webster edisi lengkap.

Baca Juga:  Kisah Kapten Budi Soehardi, Pendiri PA Roslin Kupang yang Dituding Jual Bayi

Ia tercengang pada karya yang sudah dirilis pada abad ke-19 itu. Kamus bahasa Inggris Webster ini kurang lebih terdiri atas 2500-an halaman dengan ukuran huruf 8 poin, kecil sekali.

“Saya berpikir betapa hebatnya orang Eropa yang menyusun kamus ini. Tradisi tulis-menulis sudah menjadi kultur sejak berabad-abad lampau. Sejak melihat kamus itu saya terus berpikir dan berpikir. Muncullah mimpi dan bahkan big dream, bagaimana bisa berbuat seperti kamus Webster itu,” ungkap Save Dagun dalam sebuah tulisan yang ia sebarkan di sejumlah grup WhastApp, Selasa (24/1). Tajukflores sudah meminta izinnya untuk menulis kembali kisahnya ini.

Memulai Menulis

Mimpi besar Save untuk menulis kamus sekelas kamus Webster ala Indonesia dimulai ketika kakanya, seorang ahli filsafat, Dr Lorens Bagus (alm), pada tahun 1987, membuat tim kerja untuk menterjemahkan berbagai tema-tema yang berkaitan dengan filsafat termasuk kamus-kamus filsafat.

Tim kerja yang digagas oleh Dr Lorens Bagus ini kemudian melahirkan karya ikonik `Kamus Filsafat`. “Inilah pengalaman awal saya mulai mengembara di dunia tulis-menulis buku dan kamus,” ujarnya.

Buku `Kamus Filsafat` karya Dr Lorens Bagus ini terbit pertama kali pada November tahun 1996 oleh PT Gramedia Pusataka Utama. Buku yang terdiri atas 1216 halaman ini sudah dicetak empat kali, terakhir pada tahun 2005.

https://cdn.tajukflores.com/posts/1/2023/2023-01-24/03652ccddd8160cd117fbf90392de17a_1.jpg

Setelah terlibat dalam tim proyek penyusunan `Kamus Filsafat`, mimpi Save untuk menulis kamus seperti kamus Bahasa Inggris Webster di Indonesia sebenarnya sudah tercapai.

Baca Juga:  Pakai Kostum Komodo, Miss Universe Asal Indonesia 2020: Berasal dari Sunda Kecil

Tetapi, rupanya ia ingin menghasilkan karyanya sendiri. Kesuksesan pada proyek pertama itu, membuatnya makin bergairah untuk menghasilkan karya intelektualnya sendiri.

Save becerita, sejak saat itu, ia mulai melacak berbagai kamus di pasar buku loak Senen, Jakarta Pusat. Nyaris tak ada sudut di pasar Senen dan Kwitang yang terlewati untuk mencari kamus bekas.

“Sebelum mulai susun kamus, saya membeli sejumlah perangkat komputer. Kala itu komputernya layar hijau, yang kala itu disebut layar jangkrik dan untuk data pakai disket,” ujar Save megenang.

Saat memulai menyusun kamus, Save bekerja sebagai penerjemah di desk luar negeri harian Jayakarta. Kerjaan utama adalah menterjemahkan berita dari kantor berita Reuter dan The Associated Press (AP).

“Betapa tersiksa kerja ini karena Inggris tidak begitu paham, nyaris setiap saat buka kamus. Hanya dengan gaji kecil sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup, saya bertahan. Karyawan lain diangkat pegawai tetap setelah satu bulan kerja, sementara saya, setelah 3 tahun baru diangkat,” ceritanya.

Namun, ia tak begitu peduli dengan kondisi di tempat kerjanya itu. Hal yang terpenting baginya adalah bisa leluasa menyusun kamus dengan waktu yang panjang. Ia bekerja di koran Jayakarta (sekarang sudah tidak terbit), sejak mulai Perang Teluk tahun 1991 hingga tumbangnya Orde Baru tahun 1998.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Tetap Berkarya Jadi Musisi dan Pemimpin Freeport Indonesia, Apa Kunci Sukses Tony Wenas?
Mari Berkenalan dengan Cucu Soeharto yang Ganteng dan Setia Ini, Bisnisnya Menggurita
Sosok Orang Kaya Jepang yang Ramai Diperbincangkan karena Dukung Palestina
Bangun Masjid dari Bekas Gereja, Simak Kisah Sukses Hanny Kristianto
Pemilik Tol dan Punya Harta Triliunan, Jusuf Hamka Malah Beli Peci di Pasar
Pengakuan Maya Puspita, PMI Berhati Mulia yang Lindungi Majikannya saat Gempa Taiwan
Profil Romo Magnis Suseno yang Sebut Presiden Mirip Pencuri, Latar Belakang Pemikiran dan Karya Intelektual
Kisah Pastor Muda Keuskupan Ruteng Lolos Seleksi Anggota Polisi Jalur SIPSS
Berita ini 131 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 2 Mei 2024 - 10:02 WIB

Hari Guru Nasional 2024, Kota Bekasi Kekurangan Ribuan Guru SD dan SMP

Kamis, 2 Mei 2024 - 09:40 WIB

Kapal Wisata Sea Safari Terbakar di Dekat Pulau Penga Labuan Bajo, Penyebab dan Korban Belum Diketahui

Kamis, 2 Mei 2024 - 08:49 WIB

Hardiknas 2 Mei 2024, Ini Pidato Mendikbudristek Nadiem Makarim di Akhir Masa Jabatan

Rabu, 1 Mei 2024 - 10:22 WIB

May Day 2024: Ratusan Ribu Buruh Turun ke Jalan, Prabowo Ucapkan Selamat Hari Buruh

Selasa, 30 April 2024 - 20:09 WIB

Israel Meradang, Beberapa Negara Eropa akan Resmi Akui Palestina

Selasa, 30 April 2024 - 17:06 WIB

Kemendikbudristek Akan Tempatkan Lulusan PPG Prajabatan 2024 di Berbagai Daerah

Selasa, 30 April 2024 - 15:28 WIB

3 Kali Gagal Jadi Anggota DPR, Caleg Gerindra Elza Galan Zen Ajukan Sengketa Pileg di MK tanpa Lawyer, Harap Mukjizat KPU

Selasa, 30 April 2024 - 12:03 WIB

Keuskupan Ruteng Copot Romo Agustinus Iwanti dari Jabatan Pastor Paroki Kisol, Ada Tindakan Hukum Lebih Lanjut?

Berita Terbaru