“Pada halving 2016, harga Bitcoin terpantau melemah sampai minus 40% sebelum halving. Sementara pada 2020, BTC tercatat koreksi sampai minus 20% sebelum halving. Jadi ada kemungkinan pelemahan cukup besar sebelum halving,” jelas Fransiskus.
Tips yang kedua, lanjut Frans, adalah memantau altcoin dengan proyek di jaringan Bitcoin, hingga yang menggunakan layer 2 di blockchain tersebut untuk menjadi aset diversifikasi. Hal itu dinilainya menjadi perkembangan narasi dimana jaringan Bitcoin bisa digunakan untuk hal lain selain transaksi belaka.
“Saat ini sudah ada beberapa altcoin di jaringan Bitcoin yang secara project roadmap menarik, antara lain ORDI dan STX. Aset kripto tersebut bisa dipertimbangkan menjadi diversifikasi dalam portofolio pelaku pasar,” kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat, nilai transaksi perdagangan aset kripto pada Februari 2024 sebesar Rp33,69 triliun atau naik 56,22% dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, jumlah investor per Februari 2024 tercatat sebanyak 19,18 juta investor. Bappebti menilai adanya peristiwa halving Bitcoin dapat mendorong transaksi dan jumlah investor lebih banyak lagi kedepannya.
Lebih lanjut, Bittime telah beroperasi sejak 2022 dan saat ini menyediakan ratusan aset kripto dengan biaya transaksi dan biaya admin yang rendah. Selain itu, Bittime juga memiliki fitur-fitur produk yang menarik demi memenuhi kebutuhan pengguna.
Yang terkini, Bittime me-listing beberapa koin yang tengah digandrungi pasar, antara lain VANRY, BOME, NGL, dan ZK. Aplikasi Bittime bisa diunduh di Google Play dan App Store.
Penulis : DM
Editor : Peter D
Halaman : 1 2